Network
LINGKAR MADIUN - Pencocokan data autopsi Tangmo Nida dengan profil dari speedboat yang ditumpangi oleh Tangmo Nida beserta kelima saksi kini menjadi sorotan di Thailand.
Youtuber investigasi, Anjas mengungkapkan bahwa speedboat tersebut saat ini telah disita di kantor kepolisian Nonthaburi di Thailand.
Anjas mengaku menemukan beberapa hal menarik dari hasil autopsi Tangmo Nida, dimana sebelumnya dr. Porntip Rojanasunan terlihat sedang memotret guna mencari data-data di lokasi TKP untuk dicocokkan dengan 22 luka di tubuh Tangmo Nida.
“Luka-luka ini masih belum diketahui penyebabnya luka karena apa, bahkan muncul isu di luar sana yang mengatakan apa jangan-jangan sebenarnya Tangmo Nida tenggelam dengan luka-luka seperti itu,” ujar Anjas sebagaimana dikutip Lingkar Madiun dari kanal Youtubenya.
Anjas lanjut menjelaskan bahwa dr. Porntip beserta sejumlah komisi HAM telah melihat langsung dan melakukan inspeksi. Dalam inspeksi tersebut juga turut dihadiri oleh ratusan wartawan di kantor kepolisian Nonthaburi.
Anjas mengungkapkan berdasarkan pernyataan dr. Porntip bahwa meski yang diteliti untuk autopsi kedua lebih fokus pada temuan 11 titik luka di tubuh Tangmo Nida namun secara keseluruhan adanya 22 luka goresan di tubuh Tangmo Nida masih akan diteliti lebih dalam.
Baca Juga: Anti Radang Tenggorokan, Batuk dan Flu Seumur Hidup, Tanpa Vitamin Mahal, Rutin Makan 1 Buah Ini
Anjas juga menjelaskan bahwa kronologi yang sudah divalidasi dari tim kepolisian dan telah masuk dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan divalidasi bahwa kecepatan pergerakan speedboat adalah 8 not.
Serta diperiksa sudut-sudut dari speedboat untuk mencocokkan mengenai 22 luka goresan di tubuh Tangmo Nida yang diduga bersumber dari bagian tajam di speedboat.
“Dari keterangan dr. Porntip masih bingung, kok bisa ada 22 luka goresan tersebut,” ujar Anjas.
Anjas mengatakan terkait luka yang paling signifikan dan terlihat sangat nyata dari tubuh Tangmo Nida terletak dibagian paha kanan Tangmo Nida. Luka di paha sedalam 30 cm tersebut masih menjadi perdebatan masyarakat Thailand hingga saat ini.***
