Selain itu akun TikTok @ahmadwahyudin.id juga menilai bahwa kasus tewasnya santri Gontor Ponorogo tersebut begitu mirip dengan kasus pembunuhan Brigadir J lantaran sama-sama terkesan disembunyikan.
“Ini namanya menyembunyikan kriminalitas, menyembunyikan, tidak melaporkan atau menyembunyikan tindak pidana,ini kok kayak kasus kematian Brigadir Yosua aja ini disembunyikan” terangnya.
“Coba kalau tidak ada Hotman Paris, pihak pesantren mau tidak meminta maaf, mengakui, dan menindaklanjuti dengan melaporkan ke polisi, saya kira tidak,” tambahnya.
Akun TikTok @ahmadwahyudin.id yang mengaku sebagai seorang pengurus pesantren salafiyah tersebut mengungkapkan bahwa dirinya merasa malu dengan keputusan pihak pesantren yang terkesan menyembunyikan tindak kejahatan santrinya.
“Saya merasa malu masa pesantren menyembunyikan kebenaran, menyembunyikan kejahatan, terlibat di dalam obstruction of justice ya ini pengurusnya yang mengetahui peristiwa,” ungkapnya.
“Kok cuma santrinya yang melakukan kekerasan yang menyebabkan almarhum Albar Mahdi meninggal, kok Cuma dikeluarkan gitu aja, kok peristiwanya tidak dilaporkan ke polisi, ini bagi saya aneh banget,” sambungnya.
Akun TikTok @ahmadwahyudin.id bahkan mengatakan bahwa pihak Ponpes juga terkesan tidak bertanggung jawab atas peristwa tewasnya sang santri dalam kasus tersebut lantaran tidak segera melaporkan ke pihak kepolisian.