Malaysia Tunda Pemilu Hingga Pandemi COVID-19 Usai

29 November 2020, 08:34 WIB
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin sesaat setelah menghadiri rapat anggaran 2021 di Gedung Parlemen Malaysia. /facebook.com/ts.muhyiddin

Lingkar Madiun – Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menyatakan bahwa Malaysia akan menunda pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) hingga pandemi COVID-19 selesai. Hal ini disampaikan Muhyiddin tak lama setelah menghadiri rapat Anggaran Belanja Negara 2021 bersama anggota Parlemen Malaysia pada hari Sabtu, 28 November 2020.

Parlemen Malaysia mengesahkan Anggaran Belanja Negara tersebut melalui pemungutan suara pada hari Kamis, 26 November 2020.

Pengesahan tersebut tetap dilakukan Parlemen meskipun telah diancam oleh oposisi dan beberapa sekutu Muhyiddin selama beberapa minggu agar Parlemen tidak mengesahkan Anggaran Belanja Negara 2021 dengan alasan akan menimbulkan krisis.

Baca Juga: Berharap pada Joe Biden, Menlu Jepang Ingin Pererat Hubungan Jepang - AS

Baca Juga: Lama Bungkam, Cina Akhirnya Ucapkan Selamat kepada Joe Biden

“Sebagian orang merasa anggaran 2021 tidak boleh disahkan karena akan berdampak pada proses Pemilu. Tidak perlu melakukan (ancaman) ini," kata Muhyiddin, seperti dikutip Lingkar madiun dari Channel News Asia pada hari Sabtu, 28 November 2020.

Muhyiddin menjelaskan bahwa COVID-19 merupakan alasan penundaan Pemilu yang akan dilaksanakan bulan Desember 2020.

“Jika bertanya kepada saya, bahkan kemarin saya mungkin akan menyarankan Yang di-Pertuan Agong untuk membatalkan rapat anggaran di Parlemen agar bisa melaksanakan pemilihan umum. Tapi kita semua tahu masalahnya adalah COVID-19," tutur Muhyiddin.

Baca Juga: Joe Biden Pastikan Jepang, Korsel, dan Australia Menjadi Sekutu AS

Namun, Muhyiddin optimis Pemilu tetap akan dilaksanakan setelah pandemi COVID-19 telah berlalu.

“Insya Allah, setelah COVID-19 selesai, kami akan menggelar pemilihan umum,” ucap Muhyiddin.

Muhyiddin juga mengatakan bahwa rakyat Malaysia berhak menentukan pemerintahan yang akan memimpin Malaysia di waktu yang akan datang.

Baca Juga: Joe Biden Menangi Pilpres AS 2020, PM Australia: Biden akan Taati Paris Agreement, Sambut WHO

"Kami akan mengembalikan mandat kepada rakyat dan menyerahkan kepada mereka untuk memilih pemerintahan mana yang mereka inginkan."

Pemerintahan Muhyiddin yang baru berusia delapan bulan ini berhasil menjawab tantangan dari pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, meskipun terjadi perbedaan pendapat di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), blok terbesar di dalam koalisi pemerintahannya.

Muhyiddin mengatakan dia bertemu dengan presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi dan mereka setuju untuk memperbaiki hubungan antar partai. Selain itu, mereka ingin menghindari persaingan saat pemilihan umum berlangsung.

Baca Juga: Ini Hadits Nabi Muhammad SAW yang Dikutip Joe Biden Sambil Berjanji Akhiri Islamphobia

"Saya tahu rakyat sudah muak dengan politik yang tak kunjung usai. Rakyat ingin pemimpin politik membantu mereka, bukan terus-menerus memperebutkan kekuasaan," ujar Muhyiddin.

Malaysia saat ini tengah menghadapi gelombang baru infeksi virus corona yang meningkat lebih dari empat kali lipat sejak September dengan total kasus menjadi lebih dari 63.000 pada hari Sabtu, 28 November 2020.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler