Ramalan Dunia Bencana Ekologi Akan Eksodus 1 Miliar Orang? Berikut Penjelasannya

7 Januari 2021, 15:18 WIB
Ramalan Dunia Bencana Ekologi Akan Eksodus 1 Miliar Orang /Fabien Huck

LINGKAR MADIUN - Eksodus besar-besaran ke negara maju diramalkan akan terjadi pada berdasarkan Penelitian terbaru Institute for Economics and Peace (IEP).

IEP menjelaskan sejumlah hal yang memicu pergerakan manusia itu, bencana alam, mulai dari pertumbuhan populasi yang tak terkendali, dan kelaparan.

Dikutip dari Reuters, perkiraan itu dilihat dari realita populasi dunia yang semakin meningkat yang akan mencapai sepuluh miliar di tahun 2050.

Perebutan sumber daya juga dapar memicu konflik yang akan memaksa 1,2 miliar orang dari Afrika, Asia Tengah, dan Timur Tengah, harus mengungsi di tahun 2050.

Baca Juga: Atasi Lonjakan Covid-19, Walikota Malang Optimalkan Fungsi 2 Rumah Sakit Darurat

Baca Juga: 4 Zodiak yang Dikenal Fake, Bermuka Dua. Menurut Astrologi, Salah Satunya Zodiak Libra

Pada tahun 2019, terjadi pengungsian 30 juta orang karena faktor ekologi dan konflik yang berasal dari negara berkembang.

Ini akan membuat dampak sosial dan politik yang besar, karena perpindahan massal menyebabkan arus pengungsi ke negara maju.

Dunia saat ini hanya memiliki 60 persen air bersih, sementara permintaan makanan akan naik 50 persen dalam 30 tahun ke depan.

Ancaman tersebut dibagi menjadi dua kategori besar. Pertama, ancaman karena kelaparan, kelangkaan air, dan pertumbuhan populasi. Kedua, ancaman yang berasal dari bencana alam seperti banjir, kekeringan, angin topan, dan tsunami.

Baca Juga: Hati-hati 3 Zodiak Ini Paling Rentan Untuk Selingkuh. Salah Satunya Zodiak Sagitarius

Baca Juga: 5 Zodiak yang Dikenal Kreatif Menurut Astrologi, Salah Satunya Zodiak Gemini

Sementara negara yang paling terancam kelangkaan air yaitu India dan China. Lainnya akan mengalami ancaman ekologis parah, yaitu Pakistan, Iran, Kenya, dan Madagaskar.

IEP merupakan wadah pemikir yang membahas tentang terorisme dan perdamaian dunia. Penelitian ini membantu negar yang memiliki resiko tinggi terkena ancaman ekologi.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler