Eropa Menentang Konflik Laut China Selatan, Tiongkok Makin Terdesak

21 September 2020, 19:20 WIB
Formasi Angkatan Laut Tiongkok, termasuk kapal induk Liaoning (tengah), selama latihan militer di Laut China Selatan: Tiongkok kirim kapal perang untuk bergabung latihan di Laut China Selatan sebagai peringatan bagi Taiwan usai menyambut kunjungan AS. /AFP/South Korean Defence Ministry

LINGKAR MADIUN - Perkara sengketa wilayah Laut China Selatan (LCS) secara sepihak oleh Tiongkok masih terus berlangsung.

Bahkan, saat ini perkara tersebut justru menyedot perhatian Eropa.

Sebagian negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Jerman sepakat mengecam tindakan Tiongkok tersebut.

Baca Juga: Cegah Sengkolo, Madiun Gelar Ruwatan Massal

Baca Juga: Inilah Link Pendaftaran Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2020, Tersedia untuk S1, S2, dan S3

Catatan khusus ke PBB bahkan telah dikirim oleh Inggris, Prancis, dan Jerman terkait sengketa LCS.

Tindakan ini mengikuti jejak sebelumnya yang telah dilakukan oleh Malaysia, Australia, Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Amerika Serikat (AS).

Selama setahun terakhir, pemerintah ketiga negara itu telah mengeluarkan teguran diplomatik, keluhan, dan penolakan atas klaim maritim Tiongkok yang luas di Laut China Selatan, semuanya melalui Komisi PBB untuk Batas Landas Kontinen.

Baca Juga: Makna Asmaul Husna: Al Karim, Al Mu’min, Al Wakil, Al Matin, Al Jami, Al ‘Adl, dan Al Akhir

“Prancis, Jerman, dan Inggris menggarisbawahi pentingnya pelaksanaan kebebasan laut lepas tanpa hambatan, khususnya kebebasan navigasi dan penerbangan, dan hak lintas damai yang diabadikan dalam (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut), termasuk di Laut Cina Selatan,” kata catatan itu seperti dilansir dari Radio Free Asia (RFA), Jumat 18 September 2020.

Ketiga negara tersebut juga menekankan bahwa 'hak bersejarah' atas perairan Laut China Selatan tidak sesuai dengan hukum internasional.

"Ingat bahwa putusan arbitrase dalam kasus Filipina versus China tertanggal 12 Juli 2016 dengan jelas menegaskan hal ini," tegas ketiganya.

Baca Juga: Segera Cek, Lowongan Kerja PT Mega Central Finance Bulan September 2020

Catatan tersebut juga menolak bagian lain dari sikap China atas perairan yang disengketakan. Disebutkan bahwa pulau-pulau buatan, seperti yang dibuat oleh Tiongkok di Laut China Selatan melalui reklamasi tanah dan pengerukan pasir, tidak dapat menghasilkan hak maritim seperti zona ekonomi eksklusif di bawah UNCLOS.

Catatan itu juga menjelaskan bahwa Prancis, Jerman, dan Inggris tidak mengakui pengelompokan batu dan pulau kecil di Paracel oleh Tiongkok menjadi sebuah kepulauan yang akan menghasilkan garis pangkal lurus.

Garis pangkal lurus adalah garis imajiner yang menghubungkan titik-titik terluar fitur-fitur kepulauan yang dimaksudkan untuk membatasi dan secara efektif memaksimalkan wilayah yang dimilikinya.

Baca Juga: Hasil Pertandingan PSG vs Nice: Skor 0-2, Tuan Rumah jadi Bulan-bulanan

Sebagaimana diberitakan Galamedianews pada artikel "Beijing Kian Terpojok, Inggris, Jerman dan Prancis Turun Tangan Soal Laut China Selatan", Paracel adalah sekumpulan batu dan pulau kecil di bagian utara Laut Cina Selatan dan menjadi sengketa antara Tiongkok, Vietnam, dan Taiwan.

Inggris sudah tidak mengakui upaya Tiongkok untuk menarik "garis pangkal lurus" di sekitar fitur yang diduduki di wilayah tersebut dan melakukan latihan kebebasan navigasi di sana pada 2018 lalu.

Namun, ini adalah pertama kalinya Prancis dan Jerman secara eksplisit menegur garis pangkal Tiongkok, serta posisi "hak bersejarah" Tiongkok yang bersikeras memberikannya kedaulatan atas perairan dan bebatuan yang tersebar di hampir seluruh Laut China Selatan.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Chelsea vs Liverpool: Skor 0-2, Dua Gol Tercipta dari Sadio Mane

Kedua negara Eropa tersebut baru-baru ini juga mendorong keterlibatan lebih lanjut di Pasifik.

Tiongkok telah mendapat kecaman internasional yang meningkat, terutama dari pemerintah AS, atas perilakunya di Laut China Selatan, dan terus mengirim kapal sipil yang dikendalikan militer dan pemerintah ke wilayah tetangganya di Asia Tenggara.

Terbaru Indonesia, satu negara yang berada di seberang Selat Malaka, mencela Tiongkok karena mengirim kapal China Coast Guard (CCG) ke perairannya selama akhir pekan.*** (Dicky Aditya/Galamedianews)

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler