Unggul Suara Tak Berarti Menang, Kunci Kemenangan Joe Biden dan Donald Trump: Electoral College

5 November 2020, 04:47 WIB
Kandidat Calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan Joe Biden (Kanan). /ANTARA /

LINGKAR MADIUN - Telah selesai digelar pada Selasa kemarin, Pemilu presiden AS membuat para pendukung calon Demokrat, Joe Biden harap-harap cemas.

Dilansir dari Galamedia dalam artikel "Electoral College, Alasan Unggul Suara Tak Berarti Menang Pilpres AS" dan dari berbagai sumber, ini karena pada pemilu 2016, meski memenangi jumlah total suara, Hillary Clinton gagal berkantor di Gedung Putih.

Hal ini terjadi arena pada 7 Januari 1789 atau 231 tahun lalu pemenang pemilu AS tidak ditentukan oleh banyaknya suara pemilih, melainkan oleh jumlah suara yang didapat dari Electoral College.

Electoral College bisa dikatakan “badan pemilih akhir” yang anggotanya dikenal dengan electors.

Electoral Collage adalah sistem yang membuat presiden Amerika terpilih bukan berdasarkan suara terbanyak rakyat, melainkan berkat keunggulan kursi kongres.

Baca Juga: Kontroversi Donald Trump, Klaim Kemenangan dan Minta Perhitungan Suara dihentikan

Sederhananya setiap negara bagian memiliki kuota kursi Kongres yang jumlahnya ditentukan berdasar rasio jumlah penduduk. Makin besar dan padat penduduk, makin banyak jatah kursi Kongres yang didapat.

Jumlah electors di setiap negara bagian setara dengan kuota kursi Kongres yang diwakilinya. Dengan aturan winner takes all, kandidat yang unggul di sebuah negara bagian memenangi keseluruhan kuota Electoral College negara bagian tersebut.

Baca Juga: Pihak Joe Biden Sebut Pidato Kemenangan Donald Trump Mengambil Hak Demokrasi

Jumlah suara yang didapat oleh kandidat yang gagal memenangi suara warga di sebuah negara bagian dianggap hangus.

Sejauh ini untuk memenangi pemilu, kandidat membutuhkan mayoritas 270 suara dari total 538 suara. Kecuali Maine dan Nebraska, 48 negara bagian lainnya menganut winner takes all.

Selain anggota Kongres siapa saja bisa menjadi elector. Anggota Electoral College dinominasikan oleh otoritas partai politik masing-masing negara bagian.

Baca Juga: Pihak Joe Biden Sebut Pidato Kemenangan Donald Trump Mengambil Hak Demokrasi

Meski terbukti membuat kandidat pemilik suara terbanyak belum tentu menjadi presiden hingga dianggap “tidak demokratis”, electoral college dibuat justru untuk memberikan keadilan.

Selain pemerataan karena setiap negara bagian berbeda ukuran dan tingkat kepadatan, anggota electoral college pun memiliki kekuasaan untuk menghentikan kemenangan seorang kandidat yang dianggap tidak layak memimpin meski unggul jumlah suara.(Mia Fahrani, Galamedia)

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler