LINGKAR MADIUN- Gubernur Bank Sentral Rusia mengatakan bahwa Moskow sedang bersiap untuk mengambil tindakan hukum untuk menentang perintah pembekuan yang diberlakukan oleh Barat atas cadangan devisa senilai 300 miliar USD.
“Pembekuan cadangan devisa dan emas seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya, jadi kami akan menyiapkan tuntutan hukum dan siap untuk mengajukannya,” kata Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina pada 19 April, menurut pernyataan TASS .
"Tindakan memblokir emas dan cadangan devisa negara sebesar itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala global," tegasnya.
Gubernur tidak mengatakan kapan atau di mana gugatan itu diajukan.
Perintah untuk membekukan cadangan devisa dikatakan sebagai sanksi ekonomi terkuat yang dialami Rusia setelah meluncurkan "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari.
Pada 26 Februari, dua hari setelah Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina, G7 dan Komisi Eropa (EC) menjatuhkan sanksi kepada Bank Sentral Rusia untuk memblokir akses ke cadangan devisa dan emas.
Akibatnya, Rusia belum dapat mengakses sekitar setengah dari $609 miliar cadangan devisanya untuk mendukung rubel, yang telah mengalami devaluasi mendalam sejak 24 Februari.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Diprediksi Absen Lawan Liverpool, Jadi Keuntungan MU Menghitung Taktik
Rubel telah kehilangan lebih dari 40% nilainya setelah sanksi Barat, tetapi nilainya telah kembali ke level sebelum 24 Februari dalam beberapa pekan terakhir.