Pertempuran Sengit Taliban Vs Afghanistan, Warga Sipil Mengungsi

- 15 Oktober 2020, 19:58 WIB
Pasukan Afghanistan dan Taliban Saling Serang, Warga Memilih untuk Mengungsi /Pixabay/WikiImages/
Pasukan Afghanistan dan Taliban Saling Serang, Warga Memilih untuk Mengungsi /Pixabay/WikiImages/ /

Lingkar Madiun - Setelah terjadi pertempuran sengit yang terjadi antara Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan dalam beberapa hari terakhir. Puluhan ribu warga sipil di Afghanistan Selatan memilih meninggalkan rumah mereka dan mengungsi. 

Dilansir oleh Semarangku dalam artikel "Pasukan Afghanistan dan Taliban Saling Serang, Ribuan Warga Pilih Mengungsi" dan dari Al Jazeera pada Rabu, 14 Oktober 2020, pejabat setempat mengungkapkan bahwa kekerasan terus meningkat hingga saat ini meskipun pembicaraan damai antara kedua pihak sedang berlangsung.

Ketengangan kedua belah pihak disebabkan oleh pejuang Taliban yang melancarkan serangan di kota Lashkar Gah, di provinsi Helmand selama akhir pekan, hal ini mendorong Amerika Serikat untuk menyerukan serangan udara untuk mendukung pasukan pemerintah.

Sehingga warga lebih baik mengungsi ke wilayah yang lebih aman dengan menggunakan sepeda motor, taksi, dan bus secara berdesakan.

Baca Juga: Bikin Ngakak, Inilah 5 Rekomendasi K-drama Komedi Romantis Terbaik

"Lebih dari 5.100 keluarga atau 30.000 oran telah melarikan diri menghindari pertempuran sejauh ini," kata Sayed Mohammad Ramin selaku Direktur departemen pengungsi di Helmand kepada kantor berita AFP.

“Beberapa keluarga masih tinggal di tempat terbuka di jalan-jalan di Lashkar Gah, kami tidak memiliki tenda untuk diberikan kepada mereka,” tambahnya.

Sementara itu, misi bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afghanistan meminta para pejuang Taliban dan pasukan keamanan untuk menempuh semua tindakan yang memungkinkan untuk melindungi warga sipil, termasuk jalan yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan daerah berkonflik tersebut.

Salah seorang penduduk local, Hekmatullah mengatakan bahwa ia terpaksa melarikan diri setelah mortir menghantam rumah tetangganya yang menewaskan dua orang perempuan.

Baca Juga: Rekomendasi Aloe Vera Gel Terbaik Dibawah Rp 30 Ribu

“Pertempuran itu sangat sengit sehingga saya tidak punya waktu untuk mengambil pakaian. Saya hanya membawa keluarga saya, ”kata Attaullah Afghan, seorang petani setempat yang melarikan diri bersama 12 orang keluarganya.

Badan amal medis, Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) mengatakan dalam sebuah postingannya di Twitter pada hari Rabu, 14 Oktober 2020 bahwa rumah sakit utama di Lashkar Gah terus bekerja untuk merawat yang terluka.

Ia menambahkan bahwa terdapat 20 orang pasien tambahan yang dirawat selama 24 jam terakhir, sehingga jumlah total pasien menjadi 40, termasuk diantaranya perempuan hamil dan anak-anak.

Secara terpisah, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dalam sebuah pernyataan pada hari yang sama mengatakan bahwa dua klinik kesehatan di Helmand, yakni Klinik Kesehatan Komprehensif Nawa dan Klinik Kesehatan Dasar Bolan terpaksa harus ditutup karena pertempuran.

Baca Juga: Sukses Bintangi Film Parasite, Jo Yeo Jeong Siap Comeback dalam Drama Terbarunya

“Tujuh fasilitas kesehatan lainnya di Nad-e-Ali/Marja, Nahr-e-Saraj, Lashkargah dan Nawa ditutup pada 14 Oktober karena ancaman terhadap staf kesehatan. Sebelum ditutup, fasilitas kesehatan beroperasi dengan fokus pada perawatan trauma saja,”kata pernyataan itu.

"Penutupan fasilitas kesehatan berdampak terhadap lebih dari 38.000 orang di daerah itu dan membuat mereka kehilangan akses ke layanan kesehatan kritis," tambahnya.

Badan amal internasional, Save the Children menggambarkan situasi pertempuran di wilayah tersebut dengan ungkapan "sangat memprihatinkan".

“Empat dekade konflik di Afghanistan berdampak buruk pada kehidupan anak-anak. Pendidikan mereka sangat terganggu dan banyak yang menjadi cacat atau dibunuh oleh senjata peledak atau serangan terhadap sekolah dan rumah sakit. Tahun ini, anak-anak merupakan sepertiga dari semua korban sipil dalam kekerasan itu, dan itu tidak dapat diterima, ”kata Chris Nyamandi, direktur Save the Children di Afghanistan, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Baca Juga: Mengenal Janda Bolong, Tanaman Hias yang Bisa Dimakan

Bentrokan di provinsi tersebut terjadi setelah pembicaraan damai di Afghanistan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan yang dimulai di ibu kota Qatar, Doha sekitar sebulan yang lalu.

Pembicaraan ini menjadi dimungkinkan terjadi setelah Amerika Serikat menandatangani kesepakatan dengan Taliban pada Februari lalu dengan komitmen untuk menarikan secara bertahap pasukannya yang tersisa di Afghanistan dengan imbalan jaminan keamanan bagi pihak Taliban.

Akan tetapi, pada hari Senin, pasukan AS mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa serangan udara di provinsi Helmand untuk mendukung pasukan keamanan Afghanistan yang diserang oleh Taliban.

Juru bicara militer AS, Kolonel Sonny Leggett pada Senin menyatakan bahwa serangan Taliban baru-baru ini di Helmand melanggar dengan kesepakatan AS-Taliban yang ditandatangani pada Februari dan merusak kesepakatan damai yang sedang berlangsung.***(Bakrisal Rospa, Semarangku PRMN)

Editor: Aisyah Rahmatul Fajrin

Sumber: Semarangku (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x