Pasca Aksi Teror Tewaskan 3 Orang di Nice, Kini Prancis Siaga Satu Peringatan Keamanan

- 30 Oktober 2020, 12:34 WIB
Ilustrasi bendera Prancis.* /Pixabay/Jackmac34./
Ilustrasi bendera Prancis.* /Pixabay/Jackmac34./ /

LINGKAR MADIUN - Kontroversi Presiden Prancis, Immanuel Marcon menuai imbasnya. Beberapa hari yang lalu masyarakat Internasional menyuaran untuk memboikot seluruh produk Prancis.

Imbas terbesar yang dialami Prancis yakni aksi teror yang menewaskan tiga orang di Nice. Akibat pnyerangan ini, Pemerintah Prancis meningkatkan status peringatan keamanan di wilayahnya ke level tertinggi.

Perdana Menteri Prancis Jean Castex pada  mengumumkan pemberlakuan status darurat itu pada Kamis (29/10/2020).  Castex di hadapan Majelis Nasional Prancis mengatakan pemerintah akan memberi respon yang tegas.

Baca Juga: Ternyata Masker Kopi Dapat Mencerahkan Kulit dan Mencegah Penuaan Dini, Berikut Resepnya

Kejadian penyerangan di Prancis seperti serangan beruntun mulai dari tewasnya seorang perempuan dan dua lainnya dalam peristiwa yang diduga dilakukan oleh seseorang pelaku teror di sebuah gereja di Nice, Prancis, Kamis.

Hingga kejadian beberapa jam setelah serangan teror di Nice, yaitu polisi menembak mati seorang pria yang diduga mengancam pejalan kaki dengan pistol di Montfavet, di dekat Kota Avignon, Prancis.

Menurut stasiun radio Europe 1, dua pelaku menyerukan: "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar, red) saat melakukan aksi teror.

Baca Juga: Beredar Foto Rose BLACKPINK dan Chanyeol EXO Berkencan, Simak Fakta Sebenarnya

Kejadian lainnya diketahui dari sejumlah media yang memberitakan bahwa seorang pria berkebangsaan Arab Saudi telah ditangkap oleh aparat di Kota Jeddah, Arab Saudi, setelah ia menyerang dan menyebabkan seorang penjaga di Kantor Konsulat Prancis, terluka.

Wali Kota Nice, Christian Estrosi lewat unggahannya di Twitter mengatakan serangan teror yang terjadi di Gereja Notre Dame itu serupa dengan serangan yang menyebabkan Samuel Paty, seorang guru asal Prancis, tewas pada bulan ini.

Estrosi mengatakan pelaku terus menyerukan kata "Allahu Akbar", meskipun ia telah ditahan oleh anggota kepolisian. "Cukup!" kata Estrosi. "Ini waktunya bagi Prancis untuk bertindak tegas demi menghapus aksi fasisme Islam di wilayah kami," kata dia.

Baca Juga: [UPDATE] Virus Corona 29 Oktober 2020, Kasus Positif di Indonesia Tembus 400 Ribu Orang

Sejumlah wartawan di lokasi menyebut polisi bersenjata lengkap dengan pistol otomatis berjaga di sekitar gereja, yang berlokasi di pusat perbelanjaan Jean Medecin, Nice. Sejumlah ambulans dan kendaraan pemadam kebakaran juga terlihat siaga di lokasi teror.

Pasca kejadian ini, sejumlah negara turut menyatakan solidaritas dan menyampaikan dukungan untuk Prancis, salah satunya negara Inggris. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan ia dan rakyat Inggris akan terus mendukung Prancis.

"Saya terkejut mendengar berita serangan brutal di Nice pagi ini, di Basilika Notre-Dame," kata PM Johnson lewat unggahannya di Twitter. "Kami menyampaikan rasa duka cita dan doa untuk para korban serta keluarga mereka, dan Inggris akan terus bersama-sama Prancis melawan aksi teror serta intoleransi," kata dia.

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x