LINGKAR MADIUN - Akibat kontroversinya karena dianggap mendukung islamophobia, Presiden Prancis Emmanuel Macron angkat suara pada hari Sabtu (31/10/2020).
Macron mengungkapkan bahwa ia menghormati Muslim, dan merasa dikejutkan oleh kartun Nabi Muhammad tetapi itu bukan alasan untuk melakukan kekerasan.
Diketahui bahwa adanya penyerangan di sebuah gereja Prancis yang menewaskan tiga orang pada minggu ini. Prancis pun semakin perketat keamanan. Dalam kejadian tersebut, seorang penyerang memenggal kepala seorang wanita dan membunuh dua orang lainnya di sebuah gereja di Nice pada hari Kamis (29/10/2020), dengan dugaan motif agama.
Baca Juga: Jelang Pemilihan Presiden AS, Obama Dukung Joe Biden dan Kritik Kinerja Trump
Tersangka merupakan pria berusia 21 tahun dari Tunisia. Ia berhasil dilumpuhkan oleh polisi dengan tembakan dan sekarang dalam kondisi kritis di rumah sakit, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (1/11/2020).
Polisi mengatakan pada hari Sabtu (31/10/2020) bahwa satu orang lagi ditahan sehubungan dengan serangan itu. Orang itu bergabung dengan tiga orang lainnya yang sudah ditahan karena dicurigai melakukan kontak dengan penyerang.
Baca Juga: Jelang Pemilihan Presiden AS, Obama Dukung Joe Biden dan Kritik Kinerja Trump
Atas kejadian tersebut, Macron pun mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi situs-situs seperti tempat ibadah dan sekolah, dan para menteri telah memperingatkan bahwa serangan militan Islam lainnya dapat terjadi.
Sangat disayangkan, kejadian serangan di Nice bertepatan pada saat Muslim tengah merayakan ulang tahun Nabi Muhammad. Aamarah Muslim di seluruh dunia meningkat akibat Prancis yang menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi mereka.