Kembali Tuai Kontroversi, Presiden Prancis Macron Tulis Cuitan Berbahasa Arab

- 2 November 2020, 19:00 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /Instagram.com/@emmanuelmacron

LINGKAR MADIUN - Seperti tidak lelah membuat kontroversi, kali ini Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali mengeluarkan komentar pembelaan dengan menggunakan bahasa Arab.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menuai banyak kecaman karena dianggap menhina islam. Komentar pembelaan tersebut pertama kali diposting melalui twitter pribadinya @EmmanuelMacron, Minggu (1/11/2020) kemarin.

Ia kembali menegaskan mendukung kemampuan berpikir, menulis dan menggambar di negaranya karena adalah suatu hak dan bentuk kebebasan.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 11, Insentif Rp3,55 Juta Hanya Untuk 400 Ribu Peserta

Dalam akun twitternya @EmmanuelMacron, Ia menuliskan"Mereka menyebut saya bahwa saya 'mendukung kartun yang menghina Nabi'. Saya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya, itu adalah hak dan kebebasan kami. Saya menyadari ini bisa mengejutkan,"

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menilai banyak kebohongan yang keluar soal Prancis dan soal apa yang ia katakan. Itu katanya tidak dapat diterima.

"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin menjelaskan hal-hal berikut, Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri. Terorisme ini telah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita. Para ekstremis mengajarkan bahwa Prancis tidak boleh dihormati. Para pelaku mengajarkan bahwa wanita tidak setara dengan pria dan bahwa gadis kecil tidak boleh memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki," katanya.

Baca Juga: Resmi Dibuka, Segera Login www.prakerja.go.id Untuk Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11

"Saya memberi tahu Anda dengan sangat jelas: (Ini) tidak (bisa) di negara kita." lanjutnya. Sebelumnya diketahui Macron telah memicu kontroversi sejak awal September. Saat itu, ia mengajukan UU untuk 'separatisme Islam' di Prancis.

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x