Dampak Kontroversi Macron Terhadap Warga Muslim Prancis

- 2 November 2020, 19:11 WIB
Ilustrasi bendera Prancis /Pixabay/Jackmac34./
Ilustrasi bendera Prancis /Pixabay/Jackmac34./ /

LINGKAR MADIUN - Setelah seorang murid membunuh gurunya yang diduga menunjukkan kepada murid-muridnya kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW yang diterbitkan oleh Charlie Hebdo. Prancis tampaknya mulai menargetkan 5,7 juta warga Muslim. Namun, kebijakan negara untuk menindas komunitas Islam bukanlah hal baru.

Umat ​​Muslim di Prancis kehilangan hak atas perwakilan politik. Muslim juga ditekan untuk tetap berada di rantai paling bawah secara ekonomi. Tahun ini, sebuah studi baru mengungkapkan "dugaan diskriminasi" terhadap minoritas dalam praktik perekrutan tujuh perusahaan besar negara itu, termasuk Renault.

Baca Juga: Awas, Komentar Negatif dan Fitnah, SM Entertainment Tempuh Jalur Hukum

Di antara temuan studi yang paling mengerikan adalah bahwa kandidat dengan nama yang terdengar Arab akan memiliki peluang kurang dari 25% untuk diperiksa untuk suatu pekerjaan dibandingkan dengan kandidat lain.

Melihat perkembangan sebulan terakhir, kita bisa memahami bahwa yang dialami umat Islam tidak lain adalah penghinaan sosial. April lalu, beberapa anggota Parlemen, termasuk anggota partai Macron Anne-Christine Lang, keluar dari pertemuan di Parlemen Prancis karena kehadiran seorang wanita muslim yang mengenakan jilbab.  Wanita yang mengenakan jilbab adalah perwakilan serikat mahasiswa Maryam Pougetoux. 

Baca Juga: Mengungkap Sisi Gelap K-Pop, Simak Cerita Lengkapnya Berikut Ini

Pada Oktober, 12 masjid, sekolah swasta, asosiasi, dan bisnis ditutup, kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, sehingga totalnya menjadi 73 sejak awal tahun. Baru-baru ini, BarakaCity, organisasi amal Muslim terbesar di Prancis, yang telah melayani 26 negara, dibubarkan oleh keputusan Kabinet tanpa melalui proses apa pun.

Penindasan politik, diskriminasi ekonomi dan degradasi sosial, inilah yang dihadapi Muslim Prancis. Disisi lain, ada kejahatan lain terhadap Muslim seperti seorang wanita berjilbab ditikam di bawah Menara Eiffel, siswa Yordania dipukuli karena berbicara bahasa Arab dan orang Armenia menyerang orang Turki yang tinggal di Prancis, mengakibatkan empat luka.

Baca Juga: Bunga Asoka, Bunga ‘Tanpa Duka’ atau Terbebas dari kesedihan, Simak Ulasan Berikut Ini

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x