Dewan Kepercayaan Muslim Prancis Tegaskan Sindiran Ofensif Perlu Dibatasi

- 3 November 2020, 10:58 WIB
Mohammed Moussaoui, presiden Dewan Kepercayaan Muslim Prancis /MAXPPP/VINCENT ISORE
Mohammed Moussaoui, presiden Dewan Kepercayaan Muslim Prancis /MAXPPP/VINCENT ISORE /

LINGKAR MADIUN - Hingga saat ini kontroversi Presiden Prancis Immanuel Macron masih menjadi topik hangat diberbagai penjuru dunia, gelombang demonstrasi hingga boikot masih terus berlangsung di berbagai negara. Mereka menyerukan protes lantaran ujaran Emmanuel Macron yang dianggap melukai hati unat Islam.

Dewan Kepercayaan Muslim Prancis menanggapi soal ramainya pernyataan Macron itu. Dalam wawancara ekslusifnya dengan France Info, presiden Dewan Kepercayaan Muslim Prancis, mengatakan bahwa sindirian yang bersifat ofensif dan membawa suatu kepercayaan perlu dibatasi.

Pada kesempatan yang sama, ia mengatakan bahwa ia sendiri tak bisa menerima bentuk pembunuhan yang disebabkan karena polemik kartun itu. Sebagai gantinya, Moussaoui memberi saran untuk menghentikan publikasi kartun Nabi Muhammad.

“Saya rasa ini bukan cara yang tepat untuk menjelaskan kebebasan berekspresi kepada anak-anak,” kata Moussaoui dalam wawancara dengan France Info pada 27 Oktober 2020 lalu seperti dikutip KabarJoglosemar.com dalam artikel "Soal Kartun Nabi Muhammad, Dewan Kepercayaan Muslim Prancis: Saya Rasa Ini Bukan Cara yang Tepat" dan dari New York Times.

Baca Juga: Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11 www.prakerja.go.id, Begini Cara Cek Status Lolos Tidaknya

“Kewajiban persaudaraan memaksa semua orang untuk melepaskan beberapa hak," lanjutnya. Ia pun memberikan saran agar Prancis mau "melepaskan beberapa hak" tidak tepat.

"Jika kebebasan berekspresi memberikan hak untuk menjadi satir atau humoris, kita dapat memahami bahwa kartun yang menempatkan seorang nabi yang sangat penting bagi jutaan orang percaya dalam postur yang menjurus dan merendahkan tidak dapat termasuk dalam hak ini," tambah dia.

Seperti yang banyak diketahui, pada awal Oktober lalu, Emmanuel Macron berpidato soal Melawan separatisme - Republik beraksi. Di situ, ia menyinggung salah satunya soal publikasi kartun.

Masih pada bulan yang sama, setelah kematian Samuel Paty, seorang guru sejarah yang dibunuh setelah menunjukkan kartun nabi di kelasnya, semakin memperjelas dukungan terhadap kebebasan berekspresi.

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Kabar Joglo Semar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x