Jalani LDR Karena Corona, Inilah Hukum Merindukan Wanita yang Belum Halal! Simak Selengkapnya

6 Februari 2021, 18:45 WIB
Seorang muslimah yang tengah duduk sendiri /Pixabay

Lingkar Madiun- Perasaan cinta merupakan fitrah manusia. Dari cinta itulah akan membuahkan rasa rindu. Sebab orang yang mencinta akan merasakan rindu kepada orang yang dicintainya.

Lantas, apakah Islam melarang rindu kepada orang yang belum halal?

Rindu menurut Islam adalah bagian dari perasaan yang terbilang fitrah. Hal tersebut tentunya bukan merupakan hal yang dilarang.

Baca Juga: Mengenal Apa itu Kepribadian Karismatik? Kalian Wajib Tahu, Simak Ulasannya

Baca Juga: Ucapkan Kalimat Ini Setiap Hari Sebelum Azab Menimpa, Apa Itu? Simak Selengkapnya

Agar tidak melampaui batas kewajaran saat merindukan orang yang belum halal, hal utama yang dilakukan adalah mendalami ilmu agama.

Pada dasarnya rindu termasuk uji rasa yang berada di dalam hati dan bukanlah dibuat-buat.Hal tersebut merupakan sebuah pelajaran dari Allah SWT berikan kepada hambanya.

Tidak ada yang salah dengan adanya rindu sebagai buah dari adanya cinta. Ibnu Hasan berkata dalam sebuah Kitab Tauqul Hamamah:

“Tidaklah cinta itu dilarang dan dosa di mata manusia dan hukum. Karena hati dalam kekuasaan Allah Azza Wajala.”

Sebagaimana hati itu dalam kekuasaan Allah, manusia bisa apa ketika penciptannya telah menetapkan takdir.

Seseorang yang tidak punya rasa cinta bahkan disebut jiwanya cacat, adapun jika cinta diiringi dengan syahwat lawan jenis perlu diimbangi dengan syariat.

Jika mampu menyatukan antara syahwat dan syariat hal tersebut adalah puncak keindahan. Sebaliknya syahwat tanpa cinta dan syariat maka akan sengsara nantinya, senangnya hanya sesaat.

Rindu bisa saja tercipta kepada siapa saja, misalnya rindu kepada orang tua, keluarga, atau teman. Selain rindu kepada kerabat dekat, rindu kepada lawan jenis juga tak bisa terpungkiri.

Sebelum rindu itu ada, ada proses panjang sebelumnya, dimana awalnya ada rasa kagum kepada satu sama lain baru kemudian memutuskan mencintai. Setelah itu barulah berlanjut dengan adanya kecenderungan timbul rasa rindu. Rasa rindu kepada orang yang belum halal ini bisa disiasati.

Apabila seseorang merindukan pada yang bukan mahram yang bisa menjaganya tanpa ada hal yang menyimpang atau bisa mengendalikan syahwatnya, maka ketika dia meninggal ia pun syahid karena memerangi hawa nafsu.

“Dan orang yang mati karena rindu, meski terhadap orang yang tidak boleh dia rindukan (bukan mahram) seperti lelaki rindu kepada (perempuan) dengan syarat iffah menjaga diri dari maksiat bahkan sampai menjaga diri pandangan. Sekiranya dia berduaan dengan orang yang dicintainya maka ia tidak melewati batasan syariat dan dengan syarat menyembunyikan kerinduannya bahkan terhadap yang dirindukan sekalipun.” (Al-Bajuri dalam Ibn Qasim Al-Ghazali).

Meski ada rasa rindu namun tetap tidak ingin berbuat sesuatu yang dilaknat dan dibenci Allah SWT. Orang tersebut melawan nafsunya sendiri, bukan ketika rindu diumbar dengan melakukan pertemuan dan terjadi hal yang diluar batas.

Rindu semacam itu adalah hal yang dilarang dan hukumnya sama saja dengan zina. Ketika merindukan seseorang yang bukan mahram dan ditepis karena belum waktunya kamu merindukan dia, maka hal tersebut sama saja dengan jihad dan mendapatkan pahala.

Sementara mencintai merupakan rasa cinta bukanlah dosa, yang berdosa adalah jika melakukan kemaksiatan dibalik cinta tersebut.

Salah sau hal ya g tidak bisa disangkal adalah rasa cinta yang kemudian menimbulkan rasa rindu, orang yang mencintai sewaktu-waktu akan rindu kepada orang yang dicintainya.

Akan tetapi rasa rindu kepada orang yang belum halal bisa dipendam dengan beberapa cara, salah satunya dengan menjaga pandangan. Pandangan yang berulang-ulang adalah pemantik terbesar yang menyalakan api, hingga terbakarlah api kerinduan.

Orang yang memandang dengan sepintas saja jarang mendapatkan rasa kasmaran, namun pandangan yang berulang-ulang lah yang merupakan biang kehancuran.

Agar terhindar dari rasa rindu yang belum halal, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menundukkan pandangan.***

 

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: YouTube Islam Populer

Tags

Terkini

Terpopuler