LINGKAR MADIUN – Sebagian Muslim merasa bahwa sholat adalah sebatas kewajiban saja.
Ada kalanya, sebagai Muslim, kita melaksanakan sholat sebagai penggugur kewajiban belaka, sehingga kurang bisa menikmati sholat dengan khusyuk.
Selain itu, bahkan banyak yang menganggapnya sebagai beban atau tugas yang hanya perlu dilakukan.
Baca Juga: Panen Rezeki Allah dengan Sholat Dhuha, Berikut Tata Cara dan Doa Setelah Sholat Dhuha
Seandainya kita mengetahui manfaat fisik, spiritual, dan mental dari sholat, maka kita tidak akan melewatkan satu sholat pun.
Kita umumnya memiliki kecenderungan untuk berpikir bahwa doa hanya untuk kesehatan rohani kita dan tidak memberikan manfaat lain.
Baca Juga: Ada Tamu Saat Sedang Sholat, Apa yang Harus Dilakukan? Simak Ulasannya
Tapi sebenarnya ada aspek spiritual kehidupan sangat erat kaitannya dengan ibadah, fisik, dan mental. Ketiganya terus berupaya untuk menjaga kualitas hidup setiap individu.
Sholat memang terbukti sebagai media meditasi yang sangat efektif untuk meredakan stres dan meningkatkan kesehatan mental.
Dengan menghadap Sang Khalik dengan khusyuk dan penuh dengan rasa berserah diri, itu terbukti secara ilmiah dapat memberikan ketenangan batin luar biasa dalam hati manusia.
Dilansir LINGKAR MADIUN dari penelitian Hazem Doufesh dan kawan-kawan peneliti dalam jurnal ‘Pengaruh Doa Muslim (Sholat) pada Elektroensefalografi dan Hubungannya dengan Aktivitas Sistem Saraf Otonom‘.
Baca Juga: Tunaikanlah Sholat! Ini Pengaruh Sholat pada Saraf Otonom, Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskuler
Sholat dalam Islam adalah suatu bentuk meditasi, dan wajib bagi umat Islam untuk melakukan sholat lima kali sehari pada waktu-waktu tertentu yang ditentukan dalam sehari.
Ini adalah aktivitas fisik keagamaan yang melibatkan berbagai bacaan Al-Qur'an dan kinerja posisi postur tertentu, yaitu berdiri, rukuk, sujud, dan duduk.
Baca Juga: Sulit Khusyuk Saat Sholat? Begini Tips Mudah Sholat Dengan Khusyuk dari Ustadz Adi Hidayat
Gelombang otak adalah yang paling dominan dalam keadaan meditasi. Aktivitas gelombang dapat diukur di semua wilayah otak. Namun, amplitudo gelombang tertinggi diamati di daerah oksipital dan parietal.
Sholat dapat mempengaruhi saraf otonom dengan masing-masing meningkatkan dan menurunkan aktivitas saran otonom, yakni parasimpatis dan simpatis.
Gelombang otak yang rileks umumnya dikaitkan dengan stimulasi aktivitas parasimpatis dan pengurangan aktivitas simpatis.
Selama sholat, aktivitas parasimpatis terbukti meningkat dan aktivitas simpatis menurun.
Tingginya aktivitas parasimpatis berkorelasi dengan rendahnya tingkat kecemasan dan perasaan tenang dan efek positif.
Oleh karena itu, praktik sholat yang teratur dapat membantu meningkatkan relaksasi, menghilangkan kecemasan, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler.***