4 Perbedaan Kehidupan Dunia dan Dunia Akhirat Menurut Islam, Simak Ulasannya

- 9 Januari 2021, 19:05 WIB
Ilustrasi tanda-tanda hari kiamat
Ilustrasi tanda-tanda hari kiamat /Pixabay/Pete Linforth /*/Pixabay/Pete Linforth

 

LINGKAR MADIUN - Kehidupan Dunia dan Akhirat adalah dua hal yang berbeda satu sama lain. Berikut ini sebagian perbedaan yang ada pada kedua kehidupan tersebut:

Terjadinya Perubahan dan Kekekalan

Di alam dunia ini ada gerakan dan perubahan, Seorang bayi bergerak dan berubah menjadi remaja, kemudian paruh baya, tua bangka, dan akhirnya mati. Di alam ini, yang baru akan menjadi lapuk dan yang lapuk akan hancur. Sedangkan, di alam akhirat tidak ada ketuaan, kelapukan, dan kehancuran.

Alam akhirat adalah kekal (baqâ), sedangkan alam dunia adalah sirna (fanâ’). Alam akhirat konstan dan tidak berubah, sedangkan alam dunia senantiasa berubah, bergerak, dan tidak tetap.

Baca Juga: Salad Sayur Spring Roll, Gaya Baru Mengonsumsi Sayuran, Begini Resepnya

Baca Juga: 6 Zodiak Ini Tertarik Pada Ilmu Gaib dan Semua Hal Misterius, Siapa Sajakah? Simak Disini

 

Kehidupan Murni dan Kehidupan Dengan Kematian

Perbedaan kedua ialah bahwa dunia ini membaurkan kehidupan dengan kematian menjadi satu, sedangkan akhirat adalah alam yang semata-mata diisi oleh kehidupan. Apabila di alam ini organ-organ tubuh tidak berperasaan dan berpengetahuan, di alam akhirat sana kulit badan dan kuku bisa memahami dan berbicara.

Pada Hari Kiamat, semua mulut ditutup dan dikunci, sedangkan organ-organ tubuh lain justru dibiarkan bicara mengenai apa yang telah dilakukannya, lidah tidak akan ditanya sehingga ia bisa berbohong mengenai apa yang sebenarnya telah dilakukan. Semua organ tubuh menjadi pembicara dan menerangkan semua yang telah diperbuatnya.

Menabur dan Memetik

Perbedaan ketiga antara dunia dan akhirat ialah bahwa dunia merupakan tempat menabur benih dan menanam, sedangkan akhirat adalah tempat menuai dan memetik hasil. Maka di dunia kita haruslah menanam kebaikan sebagai bentuk bekal kita di akhirat nanti. 

Dunia adalah ladang akhirat, wujud manusia sepenuhnya diumpamakan dengan perputaran musim. Dunia dan akhirat diumpamakan musim-musim dalam setahun, dunia adalah musim tanam (kebaikan) dan akhirat adalah musim panen (hasil kebaikan).

Baca Juga: PT KAI Tetapkan Syarat Baru Naik Kereta Api Jarak Jauh Periode 9 - 25 Januari 2021

Nasib Bersama dan Nasib Perorangan

Perjalanan hidup di dunia sampai batas tertentu, adalah perjalanan hidup bersama, sedangkan di akhirat setiap orang memiliki nasibnya masing-masing. Maksudnya, eksistensi kehidupan dunia itu bersifat sosial. Dalam kehidupan sosial, keterkaitan dan kesatuanlah yang berlaku. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh orang-orang yang baik berpengaruh terhadap kebahagiaan orang lain.

Demikian pula halnya, perbuatan jahat seseorang berdampak negatif terhadap masyarakat. Jadi, di dalam kehidupan dunia, ada tanggung jawab bersama, ada aturan senasib sepenanggungan, dan keseluruhan anggota masyarakat laksana satu tubuh; apabila ada salah satu di antaranya yang demam dan sakit, yang lainnya ikut menderita. Apabila jantung seseorang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, organ-organ lain akan terancam bahaya.

Di alam akhirat, mustahil seseorang bisa mendapatkan keuntungan dari perbuatan orang lain. Di alam akhirat, tidak akan ada pelaku yang tidak bisa mengambil untung dari amalnya dan tidak ada pula orang yang disiksa akibat dosa-dosa yang tidak pernah dilakukannya. Akhirat adalah alam untuk memisahkan antara orang saleh dari orang durjana, antara orang-orang pilihan dari orang-orang yang menyeleweng.***

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x