Rajin Sholat Tahajud Tapi Rugi di Mata Allah SWT, Ternyata Ini Penyebabnya! Simak Ulasannya

- 31 Januari 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi masjid Abu Dhabi UEA
Ilustrasi masjid Abu Dhabi UEA /Pixabay

Lingkar Madiun- Sholat tahajud adalah sholat yang dikerjakan pada waktu malam hari yang didahului dengan tidur terlebih dahulu.

Waktu utama untuk mengerjakan sholat tahajud adalah pada sepertiga malam dan hukumnya adalah sunnah artinya jika dikerjakan kita akan mendapat pahala yang besar di mata Allah SWT. Akan tetapi jika kita tidak di kerjakan pun kita tidak mendapatkan dosa.

Selain sebagai ibadah tambahan supaya doa kita lebih cepat dikabulkan oleh Allah sholat tahajud juga mempunyai keutamaan tersembunyi yang sangat besar bagi umat muslim yang mau menjalankannya.

Baca Juga: 3 Zodiak Pria Idaman Para Wanita, Akan Bahagia Selamanya Dengan Orang Ini. Apa Anda Termasuk Salah Satunya?

Baca Juga: West Ham Vs Liverpool, Lini Belakang Liverpool Mengkhawatirkan

Diantaranya adalah rezeki yang berlimpah, keharmonisan rumah tangga, ketentraman dalam hidup, mampu menjaga kesehatan tubuh dan lain sebagainya.

Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu dihindari ketika mengerjakan sholat tahajud, yakni merasa bangga dengan diri sendiri atau bisa dikatakan Riya’ dengan apa yang kita dapat dari Allah SW tanpa memperdulikan sekitar.

Apabila seperti itu yang ada dalam benak kita semuanya itulah orang-orang yang ahli tahajud akan rugi di mata Allah.

Ada satu kisah menarik yang mungkin bisa menjadi pelajaran untuk kita saat mengerjakan sholat tahajud.

Pada masa Rasulullah SAW ada seorang ahli ibadah tahajud yang bernama Abu bin Hasyim. Hampir bertahun-tahun Abu bin Hasyim tidak pernah absen melakukan sholat tahajud.

Pada suatu ketika saat hendak mengambil air wudhu untuk mengerjakan sholat tahajud, Abu bin Hasyim dikagetkan oleh keberadaan sosok makhluk yang sedang duduk di bibir sumurnya.

Abu bin Hasyim bertanya: “Wahai hamba Allah, siapakah engkau?”

Sambil tersenyum sosok itu berkata: “Aku adalah malaikat utusan Allah”.

Mendengar jawaban tersebut Abu bin Hasyim kaget sekaligus bangga karena kedatangan tamu malaikat Allah.

Abu bin Hasyim lantas bertanya: “Apa yang sedang kamu lakukan di sini?”

Malaikat itu pun menjawab: “Aku disuruh mencari hamba pecinta Allah.”

Melihat malaikat itu memegang kitab tebal, Abu bin Hasyim lalu bertanya: “Wahai malaikat, Buku apakah yang engkau bawa itu?”

Malaikat itu pun menjawab: “ Ini adalah kumpulan nama hamba-hamba pecinta Allah.”

Mendengar jawaban malaikat Abu bin Hasyim berharap dalam hati namanya ada disitu, maka ditanyalah malaikat itu: “Wahai malaikat adakah namaku disitu?

Abu bin Hasyim beranggapan bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amal ibadahnya yang hampir tak pernah putus, selalu mengerjakan sholat tahajud, berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT di sepertiga malam dan masih banyak yang lainnya.

“Baiklah, aku buka”, kata malaikat sambil membuka kitab besarnya.

Setelah dibuka dan dicari ternyata malaikat tersebut tidak menemukan nama Abu bin Hasyim di dalamnya. Karena tidak percaya dengan apa yang disampaikan, Abu bin Hasyim meminta malaikat mencarinya sekali lagi.

Lalu di carilah sekali lagi dan berkata: “Betul namamu tidak ada di dalam buku ini.”

Mendengar namanya tidak ada dalam buku catatan yang dibawa malaikat tersebut, Abu bin Hasyim pun gemeter dan jatuh tersungkur di depan malaikat.

Beliau menangis sejadi-jadinya sambil berkata: “Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan bermunajat tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pecinta Allah.”

Melihat hal tersebut malaikat itu pun berkata: “Wahai Abu bin Hasyim, bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain sedang tidur, bukan aku tidak tahu engkau mengambil air wudhu dan keinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi ketahuilah, tanganku dilarang Allah untuk menulis namamu”.

Karena kaget dengan jawaban malaikat, Abu bin Hasyim pun berkata: “Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya?”

Malaikat itu pun menjawab: “Engkau memang bermunajat kepada Allah, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan dirimu sendiri, sedang di kanan kirimu ada orang sakit dan kelaparan, tapi engkau tidak menengok dan memberinya makan, bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Allah kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan oleh Allah”.

Mendengar jawaban tersebut, hati Abu bin Hasyim seperti disambar petir, dia tersadar bahwa ibadah yang dilakukannya selama ini hanyalah untuk memperbanyak harta kekayaan tanpa memperdulikan orang-orang yang membutuhkan uluran tangannya.

Semenjak kejadian itu dalam sholatnya Abu bin Hasyim selalu meminta ampun kepada Allah dan mulai menyadari bahwa manusia diciptakan Allah memang untuk beribadah kepadanya. Akan tetapi selain dari itu juga untuk membantu sesama yang sedang membutuhkan bantuan.

Dari kisah tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa, Allah menciptakan manusia supaya bisa saling menjaga silaturahmi dan saling berbagi di saat orang lain sedang membutuhkan.

Boleh-boleh saja kita berdoa meminta dilancarkan rezeki dan diperbanyak harta kekayaan kita, akan tetapi ingatlah apabila Allah sudah mengabulkan doa kita, sebaiknya kita juga tak lupa untuk menyisihkan sedikit dari harta yang kita dapat untuk membantu mereka yang sedang kesusahan.

Karena dengan menyadari hal tersebut rasa syukur kita kepada Allah akan semakin bertambah dan janji Alllah bagi orang yang selalu bersyukur adalah akan ditambah nikmat kita dan dicukupkan segala kebutuhan kita.

Semoga dari kisah tersebut, kita bisa menjadi manusia yang selalu menjaga silaturahmi dan selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada kita.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: YouTube Islam Populer


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah