Ternyata Disini Letak Nyawa di Dalam Tubuh Manusia! Coba Cek Bagian Ini

- 16 Februari 2021, 21:51 WIB
Ilustrasi bayangan gaib
Ilustrasi bayangan gaib /Pixabay/

LINGKAR MADIUN- Di dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan proses diciptakannya manusia, yaitu dari segumpal darah. Kemudian dihembuskanlah ke dalamnya ruh atau nyawa. 

Gambaran tersebut menjelaskan, seorang manusia terdiri dari jasad yang nampak dan ruh yang tidak nampak.

Ruh diciptakan sebelum jasad, ruh diciptakan Allah SWT. Sejak awal penciptaan manusia pertama yaitu Nabi Adam AS. Kemudian Allah SWT mempersaksikan ruh akan ketuhanannya bahwa Allah SWT adalah Rabb kita.

Baca Juga: Mengulik Sejarah Internet Masuk ke Indonesia, Simak Ulsannya!

Jasad kemudian tercipta di dalam rahim seorang ibu pada umur ke empat bulan ruh yang telah diciptakan terlebih dahulu ditiupkan ke dalam jasmani.

Setelah itu manusia mulai hidup dan telah memiliki sifat yaitu jasmani dan rohani.

Ruh akan terpisah dari jasad setelah kematian, ruh kemudian akan kembali menyatu di alam kubur ketika ditanya oleh dua malaikat.

Ruh lalu menyatu secara sempurna ketika dibangkitkan di hari kiamat, tentunya untuk menjalani kehidupan di akhirat.

Baca Juga: Merasa Bersalah dengan Sang Majikan, Suster Nindy Ayunda Beri Pernyataan Mengejutkan! Begini Kisahnya

Ketika di dunia jasad yang lebih dominan, akan tetapi ketika di dalam kubur ruh yang lebih dominan. Ruh adalah urusan Allah SWT yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah. Hal tersebut sebagaimana dalam firman-Nya:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh: Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku dan tidaklah kamu diberikan pengetahuan melainkan sedikit”. (QS. Al-Isra: 85) 

Ruh dan jasad datang dari Allah SWT. Tubuh makhluk hidup tidak dapat bergerak tanpa ruh, tidaklah tubuh itu bergerak atau diam melainkan sepengetahuan ruh. Tubuh tidak dapat dekat dengan ruh.

Baca Juga: Panen Padi di Kalimantan Tengah, Menteri Pertanian Sebut Program Food Estate Berhasil Cukupi Kebutuhan Pangan

Akan tetapi ruh sangat dekat dengan tubuh kita. Tidak ada satupun yang dapat mengenal bentuk dan rupa ruh yang ada di dalam tubuh manusia kecuali Allah SWT.

Kondisi tersebut menjelaskan bahwa hak Allah SWT sungguh dekat dengan segala sesuatu. Ruh bersifat halus dan gaib, maksudnya ruh tidak nyata, tidak makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak beranak dan tidak mengalami kematian. Ruh akan kekal selamanya.

Umat Islam mewajibkan percaya kepada hal-hal yang gaib, hal tersebut sebagaimana dalam firman Allah SWT.

Baca Juga: Pemerintah Segera Revisi UU ITE? Pimpinan DPR: Masyarakat Sudah Jenuh dengan Pasal Karet

“Orang mukmin adalah orang yang percaya kepada yang ghaib...” (QS. Al-Baqarah:3)

Ruh tidak mendiami tempat tertentu di dalam jasad. Perlu diketahui bahwa jasa hanyalah alat. Ruh mendatangi jasad saat sebagai substansi. Allah SWT berfirman.

“...Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah. Pencipta Yang Paling Baik”. (QS. Al-Mu’minun:14)

Ruh ibarat jasad ibarat raja dan kerajaannya. Ruh mengatur dan bertindak pada jasad, keperluan ruh terhadap jasad juga dapat diumpamakan perlunya bekal bagi musafir. Seseorang tidak sampai pada Tuhan jika ruh tidak mendiami jasad selama di dunia. 

Hanya ruh lah yang akan menghadap Allah SWT, tidak diketahui pasti letak ruh di dalam jasad, letaknya hanyalah Allah SWT Yang Maha Mengetahui. Kewajiban kita adalah mensucikan ruh sebagaimana kita juga perlu menjaga jasad sebagai media mensucikan ruh.***

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah