Mendapatkan perlakukan tersebut, Rasulullah SAW pun tak sedikit pun marah, beliau hanya tersenyum dan tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Beliau mengambil upah kurma yang diberikan kepadanya.
Orang Badui itu pun pergi meninggalkan Rasulullah SAW. Orang Badui itu pun mulai berpikir alasan orang yang ditamparnya tidak menunjukkan amarahnya sama sekali. Ia pun mulai khawatir, jangan-jangan yang ditampar adalah Nabi Muhammad SAW.
Orang Badui tersebut merasa bersalah dan memotong tangan yang telah menampar Rasulullah SAW, ia pun berjalan hingga sampai Masjid. Dalam perjalanan banyak orang yang bertanya alasan tangannya putus. Ia pun menjelaskan bahwa ia telah menampar seseorang yang diperkirakan adalah Nabi Muhammad SAW, ia takut akan tertimpa musibah.
Orang Badui itu berjalan sembari membawa potongan tangan kanannya, ia bertanya sambil berteriak di pelataran masjid, “Wahai sahabat Muhammad di manakah Muhammad saat ini?”
Seseorang pun datang dan mengantarkannya menuju rumah Fatimah, disana terlihat Nabi SAW sedang memangku kedua cucunya. Wajah orang Badui itu seketika takut melihat Rasulullah SAW.
Orang Arab Badui itu pun meminta maaf, “Wahai Muhammad maafkan aku, aku tak tau jika yang kutemui dekat sumur adalah dirimu.”
Nabi yang mendengarnya pun tersenyum tak sedikit pun rasa marah dan rasa dendam ditunjukkan beliau. Rasulullah SAW justru menganggap orang Badui tersebut penyelamat bagi cucu dan anaknya Fatimah dengan tersenyum.