LINGKAR MADIUN - Allah SWT mengutus malaikat Jibril mengantarkan wahyu kepada para Rasul-Nya, termasuk kepada Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi setelah Rasulullah SAW wafat, sekaligus sebagai nabi terakhir maka tak ada lagi yang berhak menerima wahyu.
Selain menjalankan tugasnya di bumi, malaikat Jibril pun memiliki tugas di antara penduduk langit. Sebagai pemimpin malaikat Jibril pun senantiasa menyeru kepada penduduk langit di kala Allah SWT menunjukkan cintanya kepada hamba-Nya.
Hal tersebut sebagaimana penjelasan Rasulullah SAW dari Abu Hurairah RA:
“Sesungguhnya Allah juga mencintai seorang hamba yang memanggil Jibril dan berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka cintailah ia’, lalu Jibril itu mencintainya. Kemudian ia berseru di langit ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah ia’, lalu penduduk langit tunduk mencintainya, kemudian diturunkan rasa cinta di bumi dan juga Allah membenci seorang hamba, Allah memanggil Jibril dan berkata kepadanya’ Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah ia’, lalu Jibril ikut membencinya, kemudian berseru di langit ‘Sesungguhnya Allah membenci si fulan maka bencilah ia’, lalu penduduk langit turut membencinya, kemudian diturunkan rasa benci dibumi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Malaikat Jibril merupakan pemimpin bagi para malaikat, fisiknya jauh lebih besar dari malaikat lainnya. Malaikat Jibril diberikan tugas yang lebih mulia, termasuk juga menyampaikan kepada penduduk langit ketika Alllah SWT mencintai dan membenci hamba-Nya.
Dengan begitu, tugas menyampaikan wahyu setelah Rasulullah SAW wafat bukan berarti tugas malaikat Jibril selesai.
Setelah Rasulullah SAW wafat, tetap turun ke muka bumi untuk memimpin malaikat-malaikat lainnya. Malaikat Jibril turun ke bumi pada bulan suci Ramadhan.