LINGKAR MADIUN – Setiap bulan Ramadhan tiba, jumlah rakaat shalat tarawih kerap menjadi perdebatan di antara para umat Muslim. Ada yang mengatakan 8 rakaat, ada pula yang berpendapat 20 rakaat.
Shalat tarawih ini merupakan salah satu ibadah yang menjadi ciri khas di bulan Ramadhan. Selain itu, shalat tarawih juga bisa menjadi sebab diampukannya dosa di masa lalu.
Baca Juga: 5 Keistimewaan Bulan Ramadhan, Salah Satunya Mendapat Pertolongan di Hari Kiamat
Baca Juga: Kumpulan Doa Mustajab di Bulan Ramadhan, Amalkan Agar Bulan Puasa Menjadi Penuh Berkah
Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barangsiapa bangun (shalat malam) di bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Imam Malik bin Anas pernah berpendapat bahwa Imam Abu Hanifah, Imam asy-Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, serta Dawud azh Zhahiri, lebih memilih untuk shalat tarawih sebanyak 20 rakaat.
Baca Juga: Menghapus Dosa di Bulan Ramadhan, Inilah Amalan yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW
Baca Juga: Semanis Gula, Kurma Ternyata Punya 8 Manfaat untuk Kesehatan Tubuh, Simak Selengkapnya Disini!
Baca Juga: Viral Video Penganiayaan Perawat di Palembang, RS Siloam Sriwijaya Ceritakan Kronologinya
Dari riwayat dari Yazid bin Ruman, Imam Malik bin Anas mengatakan bahwa orang-orang pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat.
Sementara itu, pendapat tentang pelaksanaan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan Abu Salamah.
Baca Juga: Bulan Sya’ban Tiba, Inilah Doa Panjang Umur yang Dicontohkan Rasululllah
Baca Juga: Semanis Gula, Kurma Ternyata Punya 8 Manfaat untuk Kesehatan Tubuh, Simak Selengkapnya Disini!
Baca Juga: Viral Video Penganiayaan Perawat di Palembang, RS Siloam Sriwijaya Ceritakan Kronologinya
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ -رضي الله عنها-: كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فِي رَمَضَانَ؟ قَالَتْ: مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً: يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثًا. فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ تَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ قَالَ: تَنَامُ عَيْنِي وَلاَ يَنَامُ قَلْبِي
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Salamah, ia pernah bertanya kepada Aisyah: “Bagaimana shalat Nabi Muhammad di bulan Ramadhan?” Aisyah menjawab,“Beliau tak menambah pada bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat: shalat empat rakaat, yang betapa bagus dan lama, lantas shalat empat rakaat, kemudian tiga rakaat. Aku pun pernah bertanya: Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan shalat witir? Beliau menjawab: “mataku tidur, tapi hatiku tidak.”
Baca Juga: 7 Manfaat Berpuasa di Bulan Ramadhan Berdasarkan Pendapat Sultan dari Para Ulama
Baca Juga: Semanis Gula, Kurma Ternyata Punya 8 Manfaat untuk Kesehatan Tubuh, Simak Selengkapnya Disini!
Baca Juga: Viral Video Penganiayaan Perawat di Palembang, RS Siloam Sriwijaya Ceritakan Kronologinya
Meski begitu, banyak ulama yang menganggap bahwa hadits tersebut merupakan bukanlah tentang shalat tarawih, melainkan jumlah rakaat dan tuntunan shalat witir.
Dalam buku Hadits-Hadits Palsu Seputar Ramadhan karya KH Ali Mustafa Yaqub, beliau mengutip Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari, yang menyebutkan bahwa tidak ada hadits tentang ketentuan jumlah rakaat shalat tarawih.
Wallahu a'lam bish-shawab.***