Inilah Jenis Puasa yang Seringkali Dilakukan Oleh Masyarakat Kejawen, Salah Satunya Puasa Weton

- 8 September 2021, 18:40 WIB
Ilustrasi Puasa masyarakat kejawen.
Ilustrasi Puasa masyarakat kejawen. /Ilustrasi pixabay/

LINGKAR MADIUN- Sebagian masyarakat Jawa (kejawen) memiliki berbagai jenis puasa. Mereka yang memercayai, dengan menjalani laku prihatin berupa puasa yang terdapat beberapa varian, jika berhasil melaksanakan, mereka yakin akan memperoleh energi spiritual atau gaib.

Bentuk kekuatan gaib tersebut bermacam-macam. Tergantung apa yang diinginkan, doa apa yang dipanjatkan serta jenis puasa apa yang mereka jalankan.

Ada yang ingin agar memiliki ilmu kesaktian, kekebalan, kewibawaan, pengasihan, kesuksesan serta berbagai keinginan lain.

Dalam kepercayaan tersebut untuk memeroleh ilmu tertentu, harus ditebus dengan laku prihatin khusus, di antaranya puasa sambil membaca mantera selama menjalani ritual.

Baca Juga: Presiden AS Menyatakan China akan Mencoba Buat Pengaturan dengan Taliban, Joe Biden: Saya Yakin!

Baca Juga: Inilah Upaya Antisipasi Pemerintah RI Terhadap Penyebaran Varian Mu COVID-19, Simak Begini Ulasannya

Mengutip dari buku amalan Pondok Pesantren Sunan Kalijogo Pantianrowo Ngajuk berikut jenis-jenis puasa yang kerap dilakukan sebagai tebusan untuk memeroleh ilmu supranatural, ada beberapa macam-macam. 

Puasa mutih biasanya dimasukkan dalam salah satu bagian dari sebuah ritual panjang. Tujuannya sendiri macam-macam. 

Pada umumnya untuk menguasai ilmu-ilmu gaib tertentu. Ada juga yang melakukannya untuk tujuan keberhasilan.

Puasa ini tak terikat waktu, bisa hanya 3 hari saja atau bahkan 40 hari. Lazimnya saat menjalani puasa mutih didampingi guru spiritual.

Baca Juga: Presiden AS Menyatakan China akan Mencoba Buat Pengaturan dengan Taliban, Joe Biden: Saya Yakin!

Baca Juga: Inilah Upaya Antisipasi Pemerintah RI Terhadap Penyebaran Varian Mu COVID-19, Simak Begini Ulasannya

Selain itu ada puasa ngebleng untuk menguatkan sukma dan mengabulkan keinginan. Jika umumnya durasi puasa itu hanya dari Subuh sampai Magrib, tidak demikian dengan ngableng.

Durasi ngableng sehari penuh, 24 jam. Jadi, jika ada seseorang yang menjalani puasa ngableng 3 hari, itu artinya ia tidak makan minum selama 3 hari penuh.

Dengan berpuasa penuh seperti itu, diharapkan nafsu terhadap hal-hal keduniawian bisa sirna. Makanya, puasa ini sendiri sering dibarengi dengan semedi.

Tak hanya itu, puasa ngableng konon juga sering dilakukan dengan tujuan untuk mengabulkan keinginan.

Ada lagi puasa pati geni. Dikatakan pati geni ini ampuh untuk kabulnya hajat-hajat yang luar biasa besar. Secara teknis, puasa pati geni dengan ngebleng hampir sama.

Baca Juga: Presiden AS Menyatakan China akan Mencoba Buat Pengaturan dengan Taliban, Joe Biden: Saya Yakin!

Baca Juga: Inilah Upaya Antisipasi Pemerintah RI Terhadap Penyebaran Varian Mu COVID-19, Simak Begini Ulasannya

Pembedanya, puasa pati geni pelakunya berdam di dalam ruang tertutup tanpa penyinaran matahari maupun lampu.

Bahkan untuk buang air pun tak boleh keluar ruang. Harus tetap berada di ruang dan terus membaca doa atau mantera.

Yang lebih ekstrem lagi adalah puasa ngeluwang. Puasa satu ini bisa dibilang cukup unik. Tidak hanya melakoni puasa seperti biasa, dalam salah satu rentetan ritualnya si pelaku harus dikubur.

Teknik menguburnya, dipendam sampai ke bagian tubuh tertentu.

Baca Juga: Presiden AS Menyatakan China akan Mencoba Buat Pengaturan dengan Taliban, Joe Biden: Saya Yakin!

Baca Juga: Inilah Upaya Antisipasi Pemerintah RI Terhadap Penyebaran Varian Mu COVID-19, Simak Begini Ulasannya

Puasa ini dipercaya akan mendatangkan hal besar. Salah satunya adalah dimampukan untuk menguasai berbagai jenis ilmu gaib tertentu. Puasa ini konon memiliki ujiannya.

Jadi, ketika dipendam, si pelaku biasanya akan didatangi oleh makhluk-makhluk gaib dan kemudian menakutinya.

Puasa weton (hari kelahiran). Tujuannya untuk protejsi diri terhadap kesialan. Dari sekian banyak puasa kejawen yang ada, weton adalah salah satu yang paling populer dilakukan.

Puasa ini sendiri tidak dilakukan saat tiba hari lahir saja.
Setiap 35 hari sekali. Jika wetonnya Minggu Pon, misalnya.

Maka puasa ngapit neton dilakukan hari Sabtu Pahing, Minggu Pon dan Senin Wage.

Baca Juga: Presiden AS Menyatakan China akan Mencoba Buat Pengaturan dengan Taliban, Joe Biden: Saya Yakin!

Baca Juga: Inilah Upaya Antisipasi Pemerintah RI Terhadap Penyebaran Varian Mu COVID-19, Simak Begini Ulasannya

Selain itu, masih ada beberapa jenis puasa yang familiar bagi masyarakat Jawa, antara lain ngeruh (pantang makan makananberasal dari binatang dan makhluk bernyawa), ngelowong (dilarang makan dalam kurun waktu tertentu dan hanya tidur 3 jam dalam 24 jam), ngrowot (puasa yang jika buka dan sahur hanya makan buah), nganyep (hanya makan makanan tak berasa) dan masih banyak lagi jeni puasa yang dilakukan oleh nenek moyang zaman dulu.***

Editor: Khoirul Ma’ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah