LINGKAR MADIUN- Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang penyabar dan tidak pendendam. Meski pernah merasakan kesedihan seperti ditinggal istri tercinta, Khadijah, dan paman yang telah merawatnya sejak kecil, Hamzah bin Abdul Muthalib, Rasulullah tidak pernah sampai marah.
Meski begitu, Rasulullah ternyata pernah sangat bersedih hingga marah. Sikap yang mungkin berbenturan dengan karakter Rasulullah yang begitu tenang dan sabar. Lantas apa yang membuat Rasulullah begitu marah?
Kisah itu dikenal dengan tragedi Bi'r Ma'unah. Dalam tragedi itu, 70 sahabat terbaik Rasulullah dibantai saat mereka menjalankan misi menyebarkan ajaran Islam.
Baca Juga: Mengenal dan Merawat Tanaman Hias Alocasia Black Velvet
Baca Juga: Cara Mudah Cek BLT Bansos Non-PKH Rp 500 Ribu, Pastikan Kamu Punya KKS Lalu Login Aplikasi SIKS
Kisah ini bermula ketika Rasulullah mendapat kabar yang cukup menggembirakan, tentang beberapa kaum yang ingin memeluk Islam. Kaum itu sampai meminta Rasulullah mengirimkan utusan untuk mengajarkan Islam kepada mereka.
Permintaan itu dijawab Rasulullah dengan mengirim 70 sahabat terbaik. Kedudukan mereka sangat istimewa karena penguasaan atas ilmu agama yang jauh dibandingkan sahabat-sahabat lainnya.
Para sahabat istimewa ini bahkan sampai tidak dibolehkan ikut perang. Ini semata-mata agar mereka mendalami ilmu agama seperti diajarkan Rasulullah secara langsung sehingga bisa menyebarkan Islam. Bisa dikatakan, mereka adalah kader terbaik Rasulullah. Para sahabat itu sudah mencapai derajat qurra', yang tidak hanya hafal Alquran, melainkan juga paham hukum-hukum syariat dan berpengetahuan luas.
Baca Juga: Sambut Libur Akhir Oktober, Jasa Marga Lakukan Berbagai Upaya Antisipasi Kemacetan