Rokok Elektrik Mengandung Lebih Formaldehida, Bisa Sebabkan Kanker 10 Kali Lebih Cepat Dibanding Rokok Biasa

11 Maret 2021, 19:10 WIB
Rokok Elektrik Mengandung Lebih Formaldehida, Bisa Sebabkan Kanker 10 Kali Lebih Cepat Dibanding Rokok Biasa /noridah yazid

LINGKAR MADIUN - Penelitian baru telah menemukan rokok elektronik mengandung bahkan 10 kali lebih banyak bahan penyebab kanker daripada produk tembakau yang seharusnya mereka selamatkan dari kita. Rokok elektrik dimaksudkan untuk menggantikan kebiasaan yang berbahaya dan merusak kehidupan, tetapi rokok elektrik ternyata jauh lebih berbahaya.

Rokok elektronik adalah produk yang dirancang untuk mengirimkan nikotin atau zat lain kepada pengguna dalam bentuk uap. Biasanya, terdiri dari elemen pemanas yang dapat diisi ulang dan dioperasikan dengan baterai, kartrid yang dapat diganti yang mungkin mengandung nikotin atau bahan kimia lainnya dan alat penyemprot yang ketika dipanaskan, mengubah isi kartrid menjadi uap.

Uap ini kemudian bisa dihirup oleh pengguna. Produk ini sering dibuat agar terlihat seperti produk seperti rokok, cerutu, dan pipa. Kadang-kadang juga dibuat agar terlihat seperti barang sehari-hari seperti pulpen dan stik memori USB, untuk orang yang ingin menggunakan produk tanpa diketahui orang lain.

Baca Juga: Inilah Sosok Nabi yang Mampu Menahan Matahari serta Menjadi Kepercayaan Nabi Musa! Simak Kisahnya

Baca Juga: Viral! Aplikasi Foto Bergerak MyHeritage, Begini Bahaya Teknologi Deepfake yang Perlu Kamu Ketahui

 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Jepang, rokok elektrik mengandung 10 kali lipat tingkat karsinogen penyebab kanker dibandingkan rokok biasa. Sampai saat ini, rokok elektrik masih direkomendasikan sebagai jawaban untuk merokok tanpa komplikasi dari banyak bahaya.

Produk nikotin elektronik ini menjadi sangat populer karena orang percaya bahwa mereka menerima pukulan nikotin tanpa perlu khawatir tentang kerusakan kesehatan yang disebabkan oleh rokok biasa, yang sarat dengan bahan kimia.

Tetapi ketika Kementerian Kesehatan Jepang melakukan penelitian, mereka menemukan karsinogen formaldehida dan asetaldehida dalam cairan yang dihasilkan oleh banyak produk rokok elektronik, kata seorang pejabat kementerian kesehatan.

Baca Juga: Mengejutkan! Inilah 3 Kebohongan Nabi Ibrahim AS yang Pernah Diucapkan, Simak Ulasannya

Baca Juga: Pemprov Jatim - Ubaya Jalin Kerjasama, Dorong Digitalisasi Dunia UMKM

Kelompok tersebut juga menemukan bahwa rokok elektrik dapat menjadi bahan bakar patogen yang resistan terhadap obat yang dapat mengancam nyawa. Penemuan ini berasal dari studi laboratorium yang menguji uap dari rokok elektrik pada Staphylococcus aureus (MRSA) yang resisten terhadap methicillin dan sel manusia.

Menurut pejabat itu, karsinogen formaldehida lebih banyak terdapat dalam cairan rokok elektrik daripada bahan kimia yang digunakan dalam rokok biasa. Pada tahun 2015, WHO menyarankan pemerintah untuk melarang penjualan rokok elektrik kepada orang di bawah umur karena dapat menimbulkan ancaman serius bagi mereka.

Badan kesehatan PBB mengatakan bahwa meskipun ada kekurangan bukti mengenai kerusakan yang disebabkan oleh rokok elektrik, masih ada cukup bukti untuk "memperingatkan anak-anak dan remaja, wanita hamil, dan wanita usia subur" tentang penggunaannya. Mereka juga menambahkan bahwa e-cigs harus dilarang di ruang publik dalam ruangan.****

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Healthy Life Tricks

Tags

Terkini

Terpopuler