Perlu Diketahui! Begini Bedanya Pusing Akibat Infeksi Covid-19 dengan Sakit Kepala Biasa

2 Juli 2021, 19:54 WIB
Ilustrasi sakit kepala /Pexels

Lingkar Madiun- Banyak dari mereka yang dinyatakan terinfeksi virus Covid-19 mengeluhkan rasa sakit di kepala layaknya skait migrain.

Walau begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas kesehatan lainnya tidak menghubungkan pusing sebagai salah satu gejala Covid-19 yang khas.

Umumnya, penderita Covid-19 akan mengalami gejala demam, kelelahan, dan batuk kering. Selain itu, beberapa penderita mungkin akan mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat serta berair, sakit tenggorokan, hingga diare.

Baca Juga: Sebelum Mendapat Wahyu Allah SWT, Ternyata Ini Ajaran yang Dianut Rasulullah

Namun, seiring virus Covid-19 terus berkembang dan menunjukkan bahwa pusing dan vertigo juga bisa disebabkan oleh infeksi virus Covid-19.

Berbeda dengan sakit kepala biasa, pusing pada penderita Covid-19 digambarkan memiliki senasi kepala yang sangat berat dan terasa seperti diremas kuat.

Biasanya sakit kepala tersebut terasa semakin buruk jika berikutnya disertai dengan batuk dan demam.

Baca Juga: Cukup Pakai Daun Jeruk Purut, Bau Mulut - Nafas Pahit Hilang Permanen Dengan Cara Ini!

Sakit kepala terasa dalam periode lebih pendek, sementara sakit kepala yang disertai anosmia (kehilangan indra penciuman) tetap bertahan, bahkan setelah gejala Covid-19 telah diatasi.

Lantas, apa bedanya pusing akibat Covid-19 dengan sakit kepala karena migrain biasa?

Para peneliti mengungkapkan bahwa memahami patofisiologi sakit kepala pada penderita Covid-19 dapat meningkatkan pemahaman tentang migrain dan gangguan sakit kepala lainnya.

Berbeda dengan sakit kepala yang dialami akibat infeksi Covid-19, gejala sakit kepala migrain biasa memiliki empat fase tahapan dan tidak semua fase tersebut dialami oleh setiap orang secara keseluruhan.

Berikut 4 fase gejala migrain pada sakit kepala biasa, diantaranya:

1. Fase Prodromal

Fase ini terjadi pada 1-2 hari sebelum migrain terjadi. Pada fase ini, seseorang akan mengalami suasana hati yang berubah, memiliki keinginan untuk mengonsumsi suatu makanan, merasa kaku pada leher, sering menguap, konstipasi, sering merasa haus beriringan dengan intentsitas sering buang air kecil.

Baca Juga: Inilah Daftar Kabupaten-Kota yang Wajib Terapkan PPKM Darurat Jawa-Bali Mulai 3 Juli 2021

2. Fase Aura

Fase yang terjadi sebelum atau selama migrain berlangsung. Gejala yang dirasakan seperti gangguan penglihatan, seperti melihat kilatan cahaya, dan pandangan menjadi kabur.

Gejala ini biasanya terjadi secara perlahan, kemudian berkembang dan bertahan selama 20-60 menit.

3. Fase Sakit Kepala

Inilah fase saat migrain yang sesungguhnya terjadi, biasanya berlangsung selama 4-72 jam. Gejala yang muncul biasanya sakit kepala pada satu sisi (bisa di sisi kanan, kiri, depan,belakang, atau area pelipis).

Rasanya seperti berdenyut atau kesemutan, pandangan menjadi kabur, pusing, mual dan muntah, sensitif terhadap cahaya, suara, penciuman, dan sentuhan.

Baca Juga: Hapus Laramu, Berikut 5 Doa Menghilangkan Kesedihan , InsyaAllah Didekatkan Pertolongan Allah

4. Fase Resolusi

Ini adalah fase terakhir dari migrain, terjadi setelah sakit kepala migrain menyerang. Fase ini terjadi sekitar 24 jam setelah serangan migrain.

Gejalanya meliputi perubahan suasana hati, sakit kepala ringan, kelelahan, dan sensitif terhadap suara dan cahaya.

Nah, itulah cara membedakan pusing akibat terinfeksi Covid-19 dengan sakit kepala migrain biasa. Semoga pembahasan ini bermanfaat serta dapat menjadi wawasan tersendiri bagi kamu ya.***

 

 

 

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Tags

Terkini

Terpopuler