LINGKAR MADIUN - Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus dan kematian akibat hepatitis misterius tertinggi.
Kementerian Kesehatan Indonesia mengatakan telah mengidentifikasi 15 kasus hepatitis misterius yang tidak diketahui penyebabnya.
Dalam konferensi pers pagi 9 Mei, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan jumlah kasus dikonfirmasi setelah Indonesia membuka penyelidikan hepatitis misterius.
Kepala otoritas kesehatan Indonesia masih memverifikasi apakah 15 kasus itu semua anak-anak dan metode apa yang sedang dirawat.
Beberapa ahli juga berhipotesis tentang hepatitis misterius yang disebabkan oleh virus adeno.
Sebelumnya, pada 7 Mei lalu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Bapak Kasil Rokhmat mengumumkan kematian keempat akibat penyakit hepatitis misterius di Indonesia.
Pasien adalah seorang gadis yang dirawat di ICU sebelum kematiannya. Gambaran klinis anak menyerupai hepatitis virus, tetapi etiologinya tidak diketahui.
Dengan demikian, Indonesia telah mencatat total 15 kasus hepatitis misterius, 4 di antaranya meninggal. Ini juga merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki kematian akibat penyakit ini.
Baca Juga: Cerita Asal Usul Badarawuhi di Film KKN di Desa Penari, Sempat Tinggal di Pantai Selatan?
Per 9 Mei, di Asia, 3 negara telah mendeteksi hepatitis pada anak-anak termasuk Indonesia (15), Jepang (1), Singapura (1).
Secara khusus, kasus di Singapura adalah seorang gadis berusia 10 bulan, tercatat pada akhir April, Jepang adalah negara Asia Timur pertama yang mencatat seorang anak dengan hepatitis yang disebabkan oleh virus misterius.
Kementerian Kesehatan Jepang menemukan kasus tersebut adalah seorang anak di bawah 16 tahun, yang jenis kelamin dan identitasnya tidak diungkapkan.
Pasien dirawat di rumah sakit dengan gejala yang mirip dengan yang dilaporkan oleh WHO untuk hepatitis akut dengan etiologi yang tidak diketahui.
Secara global, jumlah kasus hepatitis misterius telah meningkat menjadi hampir 350 di setidaknya 23 negara. 10 pasien anak meninggal, terutama di AS (5), Indonesia (4) dan satu kasus tidak diketahui negaranya.***