Stop 5 Kebiasaan Ini agar Puisi Kamu Terlihat Lebih Menarik Dibaca

19 Maret 2023, 09:45 WIB
Ilustrasi puisi. Jangan lakukan 5 hal ini agar puisi mu lebih menarik. / Pixabay/Gadini/

LingkarMadiun.com – Puisi merupakan karya bahasa yang sudah ada sejak zaman dahulu.

Puisi semakin berkembang seiring berkembangnya zaman. Olah kata, penataan kalimat hingga sebuah makna yang terkandung dalam pencapain penulis dapat terasa.

Tidak heran bila puisi sekarang sangatlah beragam dan tidak monoton seperti karya prosa yang jadul.

Baca Juga: Mengejutkan! Demi Mendapatkan Josko Gvardiol, Manchester City Rela Korbankan Laporte

Perlu diketahui, puisi merupakan karya yang masih eksis hingga sekarang.

Banyak sekali kegunaan puisi selain untuk pendidikan. Contoh cinta, sosial, ragam bentuk, keselarasan, alam hingga lain-lain bisa dijadikan puisi.

Dilansir LingkarMadiun.com dari Instagram @miftahzururi, puisi lebih detailnya kadang baik dan kadang buruk. Demi menjaga puisi agar tetap hidup sebaiknya hindari hal semacam ini.

Baca Juga: Lionel Messi Dikabarkan Kembali ke Barcelona, Julian Laporta Terkejut hingga Katakan Ini

1. Masih egois

Egois ini maksudnya adalah mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan perkembabgan bahasa. Seperti halnya tidak mau belajar hal baru.

2. Mementingkan kata yang jarang dipakai

Kasus ini banyak terjadi karena masih enggan dengan kata sansekerta. Padahal puisi indah bisa diciptakan dari sebuah rasa yang ditorehkan kepada kata yang menjadi simbol imajinasi.

3. Masih sibuk dengan persamaan akhir kata di kalimat

Terlalu merangkai kata dengan menggubakan peraturan, padahal puisi merupakan kalimat karya yang berunsur rasa kebebasan bagi penulis.

Baca Juga: Memphis Depay, Salah Satu Penyerang Barcelona Akan Pergi Musim Panas karena Hal Ini

4. Tidak mau berinovasi menciptakan bentuk puisi

Penulis harus bisa menciptakan inovasi dalam tulisannya. Dalam puisi, bentuknya tidak melulu ditulis bait, bisa juga pragraf atau sebuah jurnal.

5. Tidak mau membaca dan mempelajari puisi orang lain

Ini sebuah kebiasaan yang harus dihilangkan. Sebab referensi menulis adalah membaca.

Kebebasan puisi adalah harga yang dapat dituai saat puisi jadi. Sehingga penikmat dapat menikmati karya dengan menggunakan rasanya.***

Editor: Ninda Fatriani Santyra

Tags

Terkini

Terpopuler