Antiperspiran Mengandung Bahan Kimia yang Menutup Pori-pori Ketiak, Tingkatkan Risiko Kontaminasi Logam Berat

- 24 Maret 2021, 17:45 WIB
Antiperspiran Mengandung Bahan Kimia yang Menutup Pori-pori Ketiak, Tingkatkan Risiko Kontaminasi Logam Berat
Antiperspiran Mengandung Bahan Kimia yang Menutup Pori-pori Ketiak, Tingkatkan Risiko Kontaminasi Logam Berat /Pixabay

LINGKAR MADIUN - Di dalam tubuh terdapat sekitar 2,6 juta kelenjar keringat, dan dengan menggunakan antiperspiran, kami mencegahnya berfungsi secara normal. Meski banyak yang benci keringat, penelitian medis telah mengungkap alasan mengapa dia penting bagi kesehatan kita.

Telah lama diketahui bahwa berkeringat sangat penting untuk menjaga suhu tubuh normal dan tanpa berkeringat, tubuh kita terkontaminasi logam beracun. Hampir semua antiperspiran mengandung bahan kimia yang menutup pori-pori dan mencegah keringat.

Kita semua memiliki sejumlah logam beracun yang terakumulasi dalam tubuh kita, seperti arsenik, kadmium, timbal, dan merkuri karena mereka ada di lingkungan kita dan dalam makanan yang kita makan. Kami membuangnya dari tubuh melalui keringat.

Solusi terbaik untuk mengeluarkan logam beracun adalah dengan berolahraga dan pergi ke sauna. Ilmuwan Kanada yang telah mempelajari dampak antiperspiran pada tubuh, mengatakan bahwa meskipun kita memerlukan lebih banyak penelitian.

Baca Juga: Piala Menpora 2021, Persebaya Berhasil Taklukan Persik Melalui Dwi Gol Samsul Arif

Baca Juga: Jelang Pertandingan Melawan Persikabo, PSIS Lakukan Evaluasi Hadapi Lanjutan Piala Menpora 2021

Menggunakan antiperspiran akan membuat bau Anda semakin buruk Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa antiperspiran dapat memperburuk bau keringat Anda.Penggunaan jangka panjang mendorong pertumbuhan mikroba.

Keringat yang disebabkan oleh stres, ketakutan, kecemasan, atau gairah diproduksi oleh kelenjar apokrin, yang terletak di bawah lengan, di selangkangan, di bibir atas, dan tengkorak. Dan olahraga mendorong kerja kelenjar apokrin (olahraga meningkatkan kadar testosteron, yang merangsang kelenjar).

Namun studi yang dilakukan oleh Kris Kalevirt mengungkapkan bahwa antiperspiran meningkatkan jumlah bakteri jahat di area ketiak. Bakteri ini menghasilkan bau keringat yang tidak sedap. Berkeringat mungkin merupakan pertanda bahwa Anda menderita penyakit yang gejalanya masih belum muncul.

Halaman:

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Healthy Life Tricks


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah