LINGKAR MADIUN - Selama bertahun-tahun, dokter terus meresepkan obat anti-osteoporosis secara tak terkendali kepada wanita. Dokter pengobatan alternatif yang merekomendasikan cara alami untuk mengobati penyakit ini dianggap gila.
Tetapi hari ini, banyak ilmuwan sepenuhnya setuju dengan perawatan medis alternatif. Mereka memperingatkan tentang ketidakefektifan dan bahaya obat konvensional terhadap osteoporosis. Mereka sekarang merekomendasikan diet sehat, olahraga, dan asupan vitamin dan mineral tambahan.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa obat konvensional melawan osteoporosis tidak hanya mahal, tetapi juga memiliki efek samping yang berbahaya. Ironisnya, efek sampingnya termasuk peningkatan risiko patah tulang pinggul dan nekrosis (kematian tulang) rahang.
Akibatnya, tulang-tulang baru dibangun di atas tulang-tulang yang lama, bukannya tulang-tulang lama membusuk dan diganti dengan tulang-tulang baru. Dan ya, ini meningkatkan kepadatan tulang, tetapi strukturnya menjadi tidak alami.
Baca Juga: Perhitungan Jodoh Primbon Jawa: Pasangan Baik Menjadi Pemimpin Atau Memberi Teladan Pada Tetangga?
Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa bifosfonat menyebabkan aritmia jantung yang berbahaya, yang bisa berakibat fatal. “Tes untuk mengukur kepadatan tulang, sayangnya, jauh dari tepat. Mereka hanya mengukur kepadatan, tetapi bukan kualitas tulang. ”
Setelah 10 tahun penelitian, para ilmuwan sampai pada kesimpulan bahwa kalsium dan vitamin D meningkatkan kepadatan dan kualitas tulang pada orang dewasa, yang secara drastis mengurangi risiko patah tulang pinggul.
Magnesium, kalium dan lisin juga mempengaruhi kualitas tulang. Oleh karena itu, penderita osteoporosis disarankan untuk mengonsumsi makanan yang banyak mengandung nutrisi tersebut. Hasil yang sama dapat dicapai dengan mengonsumsi suplemen.