Network
LINGKAR MADIUN - Varian Omicron menginfeksi ribuan orang setiap hari di AS, dari kasus pertama hingga infeksi terobosan dan infeksi ulang. Pakar virus telah menganjurkan suntikan booster karena varian yang menyebar cepat terus beredar, dengan booster sekarang disebut sebagai "perlindungan optimal" terhadap Omicron.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa perlindungan dari hanya satu atau dua dosis vaksin berkurang secara signifikan dari waktu ke waktu, dan dalam menghadapi varian COVID baru. Sekarang, para ahli memperdebatkan berapa banyak dosis tambahan yang mungkin diperlukan dari waktu ke waktu,
Para peneliti dari Inggris baru saja merilis laporan baru pada 14 Januari yang menceritakan hasil penelitian yang menganalisis perlindungan jangka panjang dari suntikan ketiga vaksin Pfizer dengan mengamati lebih dari 700.000 kasus Omicron.
Baca Juga: Jika Melihat Hal Ini pada Kaki, Waspada Penyakit Saraf Ini Mengintai Anda
Baca Juga: Nyeri Sendi, Rematik, Sakit Pinggang Sembuh Secara Perlahan Setelah Rutin Minum Jus Ini
Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), hasilnya menunjukkan bahwa dua minggu setelah suntikan, booster Pfizer mengurangi risiko infeksi simtomatik terhadap COVID hingga sekitar 70 persen. Namun dalam hal lamanya perlindungan, hasilnya kurang menguntungkan.
Analisis yang sama menemukan bahwa perlindungan tampaknya turun dengan cepat dan dalam tiga bulan, booster mengurangi risiko infeksi simtomatik hanya sekitar 50 persen. Analisis kedua dari peneliti Inggris menunjukkan bahwa perlindungan cenderung menurun lebih jauh setelah ini.
Pakar lain berhati-hati agar tidak menganggap ini sebagai berita buruk. Jennifer Gommerman mengatakan bahwa "sangat normal dan diharapkan" bahwa dengan vaksin apa pun, tingkat antibodi meningkat dengan cepat setelah suntikan dan kemudian berkurang seiring waktu, yang memengaruhi perlindungan terhadap infeksi khususnya.
