Temuan Baru, Menderita Pilek Bisa Mengurangi Risiko Terinfeksi Covid-19! Simak Alasannya

- 12 Februari 2022, 11:00 WIB
ilustrasi orang yang terserang flu biasa atau pilek
ilustrasi orang yang terserang flu biasa atau pilek /Freepik/katemangostar

Lingkar Madiun- Menurut sebuah studi baru pada 10 Januari 2022, seseorang yang telah pulih dari pilek atau flu biasa secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi Covid-19.

Studi tersebut menemukan orang-orang yang memiliki jenis sel T tertentu yang kemungkinan terbentuk setelah mengalami flu biasa lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan virus Covid-19.

“Temuan penelitian menunjukkan bahwa respons kekebalan yang dipicu oleh paparan sebelumnya terhadap virus flu biasa dapat melindungi terhadap COVID-19,” ungkap Dr. Robert glatter sebagaimana dikutip dari Healthline.com pada 11 Februari 2022.

Baca Juga: Demi Kelancaran MotoGP di Sirkuit Mandalika, PLN Siapkan Skema Pengamanan Berlapis pada Pasokan Listrik

Para peneliti percaya bahwa temuannya tersebut dapat memberikan solusi untuk vaksin universal yang dapat mencegah infeksi dari varian Covid-19 saat ini dan masa depan.

Menurut para peneliti, protein internal Covid-19 jauh lebih sedikit tunduk pada mutasi yang menciptakan varian baru.

Protein lonjakan berada di bawah tekanan kekebalan yang kuat dari antibodi yang diinduksi vaksin, yang mendorong evolusi mutan yang lolos dari vaksin.

Baca Juga: 9 Tips Mengatur Keuangan agar Hidup Terhindar dari Hidup Konsumtif

Eric Cioe-Pena selaku Direktur Kesehatan Global di Staten Island University Hospital, mengatakan bahwa sel-T adalah bagian dari sistem kekebalan yang menghasilkan kekebalan yang diperantarai oleh sel.

Direktur kesehatan global tersebut menekankan bahwa hal tersebut tidak membantu mencegah infeksi, tetapi mempengaruhi seberapa sakit seseorang, dan seberapa cepat mereka pulih.

Penulis penelitian mengatakan bahwa vaksin yang tersedia saat ini tidak menciptakan respons imun terhadap protein internal Covid-19, tetapi penelitian ini dapat berdampak pada pengembangan vaksin di masa depan.

Baca Juga: Sudah Tidak Zaman Ragu ke Pantai, Inilah 5 Tips Hemat dan Nyaman saat Pergi ke Pantai

Mereka juga memprediksi bahwa, jika digunakan bersama vaksin penargetan protein lonjakan.

Protein internal menawarkan target vaksin baru yang dapat memberikan perlindungan yang lebih tahan lama.

Hal tersebut dikarenakan respons sel T bertahan lebih lama daripada respons antibody yang menurun dalam beberapa bulan setelah vaksinasi.

Baca Juga: Raih Kesuksesan Sesuai dengan Versimu, Lakukan Hal Ini Tanpa Invensi Orang Lain

“Intinya, pengembangan vaksin universal yang menciptakan respons sel T yang kuat di seluruh varian dapat mengurangi kebutuhan booster yang sedang berlangsung selama beberapa tahun ke depan,” jelas Glatter.

Meskipun hal tersebut berpotensi memberikan target baru untuk terapi farmasi dan vaksin.

Namun pakar kesehatan tidak berpikir bahwa hal tersebut akan banyak berubah tentang bagaimana cara melawan Covid-19.***

Editor: Ninda Fatriani Santyra

Sumber: healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah