LINGKAR MADIUN - Seperti diketahui, berkeringat merupakan sara untuk mengatur suhu tubuh dan mencegah dari kepanasan. Keringat juga sering dianggap sebagai cara tubuh untuk membuang racun.
Kita memiliki hingga empat juta kelenjar keringat di tubuh kita, dan orang dewasa yang sehat berkeringat hingga sepuluh liter sehari.
Namun, mungkin saja berkeringat terlalu banyak (hiperhidrosis) atau terlalu sedikit (anhidrosis) keduanya bisa menjadi tanda bahaya yang memperingatkan kamu tentang kondisi kesehatan tertentu.
Berikut 5 penyakit yang ditandai dengan gejala berkeringat terlalu banyak sebagaimana dilansir Lingkar Madiun dari laman Best Life Online pada 6 Juni 2022, simak diantaranya!
1. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme merupakan istilah medis untuk kelenjar tiroid yang terlalu aktif bisa menjadi penyebab berkeringat berlebihan.
Ketika tiroid tubuh bekerja dengan baik, sel-selnya akan menghasilkan 65 persen energi dan 35 persen panas.
Namun, bagi mereka yang menderita hipertiroidisme akan memproduksi terlalu banyak atau tidak cukup tiroksin.
Perubahan hormonal ini dapat mengubah produksi keringat tubuh, menyebabkan panas berlebih dan penurunan energi, atau sebaliknya.
Gejala lain dari hipertiroidisme diantaranya kelelahan, fluktuasi berat badan, dan pembengkakan di pangkal leher tempat tiroid berada.
Baca Juga: Kasus Subang, Yoris Terang-terangan Lakukan Hal Ini, Danu: Iya Benar Mengagetkan
2. Sistem Saraf Tidak Berfungsi
Berkeringat membantu menghilangkan panas dari tubuh sehingga kamu bisa menjadi lebih dingin. Jika kamu tidak bisa berkeringat, tubuh akan menjadi lebih panas sehingga bisa berbahaya bahkan mengancam jiwa.
Kondisi tersebut bisa menjadi tanda penyakit Parkinson, stroke dan penyakit sumsum tulang belakang.
3. Serangan Jantung
Berkeringat lebih dari biasanya terutama jika tidak sedang berolahraga atau melakukan aktivitas berat, bisa menjadi tanda peringatan dini masalah jantung.
Jika jantung memompa darah melalui arteri yang tersumbat maka akan membutuhkan lebih banyak usaha, sehingga menyebabkan tubuh lebih banyak berkeringat untuk berusaha menjaga suhu tubuh turun selama aktivitas ekstra.
Gejala serangan jantung yang umum diketahui termasuk sesak napas dan nyeri di dada, bahu, dan/atau lengan.
Namun, keringat yang banyak dan tiba-tiba juga bias menjadi tanda peringatan serangan jantung.
4. Diabetes
Peningkatan keringat bisa menjadi tanda diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa hingga 84 persen orang dengan diabetes mengalami berkeringat saat mereka hipoglikemik, dengan area keringat paling umum berada di belakang leher.
Ketika hipoglikemia terjadi, adrenalin diproduksi sebagai respons terhadap penurunan kadar gula darah, yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan aktivasi kelenjar keringat.
Selain berkeringat berlebihan, gejala diabetes lainnya diantaranya sering buang air kecil, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, tangan dan kaki mati rasa atau kesemutan, dan rasa haus yang ekstrem dan terus-menerus.
5. Kanker
Berkeringat berlebihan dapat menjadi gejala tumor karsinoid, leukemia, limfoma, kanker tulang, kanker hati, dan mesothelioma.
Berkeringat mungkin disebabkan oleh perubahan hormon, demam, atau tubuh mencoba melawan kanker.
Namun, dalam beberapa kasus, munculnya keringat malam bukan merupakan gejala awal kanker, melainkan karena efek dari pengobatan seperti kemoterapi, obat-obatan yang mengubah hormon, dan morfin.***