Network
LingkarMadiun.com – Menulis merupakan bakal skil yang jarang dipunyai oleh masing-masing orang.
Sama dengan bernyanyi, melukis, menari dan bermain alat musik. Menulis merupakan golongan passion yang dimiliki oleh beberapa orang saja.
Sebenarnya menulis bisa dilakukan oleh semua orang. Namun, biasanya cenderung seseorang yang tekun dan telaten lah yang meneruskan kegiatan menulis hingga menjadi sebuah karya.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Buruk yang Merusak Kulit Setiap Hari, Hentikan Sebelum Semakin Parah
Dilansir LingkarMadiun.com dari Instagram @penerbit_lovrinz, sama dengan passion dibidang lain. Menulis juga ada kegagalannya.
Kegagalan ini bisa diukur dengan perilaku aktivitas sehari-hari.
1. Malas Membaca
Menulis dan membaca merupakan salah satu komponen yang tidak bisa dipisahkan. Dengan banyak membaca akan terus bertambah wawasan terutama soal penggunaan kata yang tepat hingga menjadi kalimat yang gampang dicerna.
Banyak membaca juga menumbuhkan sebuah ide baru dan tanpa ada alasan soal writer block.
Baca Juga: 4 Bahan Alami untuk Membuat Daging Alot Jadi Lunak, Tak Perlu Presto
2. Malas Menulis
Hal ini sangat berpengaruh pada hasil yang akan ditulis. Bila ingin menjadi penulis, menulis setiap hari adalah harga yang mutlak. Karena menulis tidak bisa datang karena mood datang.
3. Tidak percaya diri pada karyanya
Perasaan ini lebih ke Psikis atau rasa minder. Dimana tulisannya takut dibilang jelek oleh orang lain. Sehingga mentalah yang akan sanggup menanggapi hal ini.
4. Tidak mau menikmati proses
Semua tidak ada yang instan, terutama di dunia kepenulisan. Bahkan banyak yang menilai dan berkata bagus karena ada sepak terjang penuh perjalanan.
Baca Juga: William Saliba Beri Sinyal Bertahan, Arsenal Senang Akan Ini
Sehingga proses menulis bisa dikatakan seperti sebuah perjalanan.
5. Takut ditolak
Sebenarnya hal ini sangatlah lumrah. Kegagalan atau penolakan lebih baik dipetik sekarang daripada menumpuk dikemudiam hari.
Menulis merupakan sebuah passion yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain. Kebanyakan penulis lahir dari orang-orang umum yang sering menulis sebuah aktivitas sehari-hari.***
