Ternyata Ini Penilaian Guru Terhadap Nadiem

19 September 2020, 13:19 WIB
Nadiem Makarim /pikiran-rakyat/

Lingkar Madiun - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia , Nadiem Makarim dinilai belum paham dengan substansi kurikulum 2013.

Melalui penelusuran Tim Lingkar Madiun dari rri.co.id, Satriwan Salim, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)"Sepertinya Nadiem belum memahami kurikulum 2013," pada Jumat (18/9/2020) malam.

Hal tersebut diungkapnya untuk menanggapi draft perubahan kurikulum 2013 yang beredar di aplikasi pesan WhatsApp. Menurutnya, jika benar draf itu dari Kemendikbud, maka mestinya perubahan harus didahului dengan evaluasi kurikulum yang sebelumnya.

Baca Juga: Cara Upload Foto KTP Prakerja Sesuai Format Persyaratan Gelombang 9, Simak Penjelasannya

Baca Juga: Inalillahi, Ibunda Indra Bruggman Meninggal, Sempat Baca Kalimat Tauhid dan Berobat ke Malaysia

"Harus ada evaluasi. Apa evaluasi kurikulum 2013 selama ini," ungkapnya.

Kalaupun sudah ada evaluasi, maka ditekankan dia mestinya guru-guru sebagai pengguna (user) dari kurikulum diberikan hasil evaluasi tersebut.

"Kalau sudah ada, mana evaluasinya. Kok kami belum tahu, guru-guru belum tahu kok. Bagaimana pelaksanaan pengimplementasian kurikulum 2013. Apa evaluasinya. Harus berdasarkan evaluasi," tegasnya.

Baca Juga: Transjakarta: Sejuta Masker dan Perbaiki Layanan Khusus Bagi Penyandang Disabilitas

Baca Juga: AS Berduka, Hakim Agung Ginsburg Meninggal Karena Mengidap Kanker Pankreas

Sementara itu, lanjut dia, kurikulum 2013 yang dibuat melibatkan para pemangku kepentingan, baik itu guru, orang tua dan tokoh masyarakat itu diproyeksikan untuk digunakan hingga tahun 2045 mendatang.

"Kita lihat dokumen kurikulum 2013, nasakah akademiknya, kurikulum 2013 itu diproyeksikan sampai 2045 loh. Jadi futuristik itu. Jadi kalau yang paham 2013, dia tidak akan genit untuk mengubah, atau mengutak-atik. Karena kurikulum 2013 itu diproyeksikan untuk 2045," imbuhnya.

"Menjawab tantangan revolusi industri, menjawab tantangan era digital dan sebagainya. Artinya kurikulum ini tidak tertinggal-tertinggal banget. Justru dia protektif ke depan. Ini bagi yang paham kurikulum 2013," pungkasnya.

Baca Juga: Segera Cek, Lowongan Kerja PT PNM Terbaru untuk Lulusan Fresh Gradutae September 2020

Baca Juga: Peduli Budaya! Duta Kampus Wiraraja Gelar Lomba Design Batik Nasional

Diberitakan sebelumnya, dalam draft kurikulum baru yang beredar, pelajaran sejarah bakalan dijadikan sebagai pelajaran yang tidak wajib dipelajari siswa SMA dan sederajat. Di mana kelas 10, sejarah digabung dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS).

Sementara Bagi kelas 11 dan 12 mata pelajaran sejarah hanya masuk dalam kelompok peminatan yang tak bersifat wajib. Hal itu tertuang dalam rencana penyederhanaan kurikulum yang akan diterapkan Maret 2021.

Menanggapi itu, sebagaimana dikutip dari detikcom, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud, Maman Fathurrohman membantah pihaknya menghapus pelajaran sejarah dalam kurikulum pendidikan.

"Tidak benar. Mata pelajaran sejarah tetap ada dalam kurikulum pendidikan," tegas Maman.

Baca Juga: 5 Link Alternatif IndoXXI dan LayarKaca21, Nonton Film Terbaru

Namun diakuinya, dihapusnya pelajaran sejarah SMA sederajat dari mata pelajaran wajib masih dalam ranah diskusi internal, bukanlah dokumen final.

Makanya dipastikan Maman bahwa perubahan kurikulum 2013 bakalan melibatkan semua pemangku kepentingan.

"(Rencana menghilangkan pelajaran sejarah) Masih dalam tahap diskusi dengan seluruh komponen terkait. Dalam proses perencanaan dan diskusi ini, tentunya Kemdikbud mengapresiasi masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan," urai Maman.***

Editor: Yoga Pratama Widiyanto

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler