Detik-Detik Gugurnya Jendral Ahmad Yani, Korban Tragis Peristiwa G30S PKI

29 September 2020, 19:40 WIB
Jenderal Ahmad Yani /Pinterest

LINGKAR MADIUN – Siapa yang tak kenal sosok Jenderal Ahmad Yani? Ya, beliau merupakan salah seorang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang menjadi korban dalam tragedi Gerakan 30 September/PKI silam.

Dalam sejarahnya, sosok Jenderal kelahiran Jenar, Purworejo pada 19 Juni 1922 ini dikenal tenang dalam setiap tindakannya. Bahkan Yani kecil sudah banyak disegani oleh teman-temannya karena sikapnya yang berani sekaligus berprestasi.

Dilansir Lingkar Madiun dari ZonaBanten.com dalam Pikiran-Rakyat.com, Jenderal Ahmad Yani memegang jabatan Menteri/Panglima Angkatan Darat tepat pada saat situasi politik di tanah air tengah didominasi PKI.

Baca Juga: Dana Awal Kampanye Gibran-Teguh Ternyata Lebih Besar Dibanding Bagyo-Suparjo Sebesar 25 juta

Baca Juga: Ternyata ini Nabila Atmaja, Pemeran Rania Dalam 'Cinta Tapi Benci' Sinetron Terbaru SCTV

Sebelumnya, pada September 1948 pangkat Ahmad Yani dinaikkan menjadi Letnan Kolonel. Kenaikan jabatannya tersebut bersamaan dengan PKI yang mulai melancarkan aksi pemberontakan.

Semakin hari, usaha PKI untuk merongrong negara semakin menggebu-gebu. Dampaknya bahkan dirasakan hingga ke TNI AD, dimana mereka mendapatkan tuduhan-tuduhan yang jauh dari kebenaran.

PKI terus berusaha mencari celah untuk merebut kekuasaan negara. Puncaknya ialah pemberontakan yang mereka lancarkan pada tanggal 30 September 1965 yang kemudian dikenal dengan nama G30S PKI.

Baca Juga: Dana Awal Kampanye Gibran-Teguh Ternyata Lebih Besar Dibanding Bagyo-Suparjo Sebesar 25 juta

Baca Juga: Ternyata ini Nabila Atmaja, Pemeran Rania Dalam 'Cinta Tapi Benci' Sinetron Terbaru SCTV

Diketahui bahwa sasaran pertama mereka adalah melumpuhkan kekuatan Angkatan Darat. Untuk melancarkan aksi tersebut, mereka menculik para pejabat TNI AD dan membunuh dengan cara tragis. Termasuk Jenderal Ahmad Yani yang menjadi salah satu korbannya.

Melansir dari sejarahtni.mil.id dalam ZONABANTEN.com, berikut kronologis detik-detik gugurnya Jenderal Ahmad Yani dalam Peristiwa G30S/PKI.

Bertempat di ujung Jalan Lembang, Jakarta. Tepatnya pukul 05.00 WIB tanggal 1 Oktober 1965, pembantu rumah tangga Ahmad Yani dan Eddy, putra bungsunya sudah bangun.

Baca Juga: Dana Awal Kampanye Gibran-Teguh Ternyata Lebih Besar Dibanding Bagyo-Suparjo Sebesar 25 juta

Baca Juga: Ternyata ini Nabila Atmaja, Pemeran Rania Dalam 'Cinta Tapi Benci' Sinetron Terbaru SCTV

Meski matahari belum terbit seutuhnya, namun suasana pagi kala itu sudah mencekam. Sekelompok penculik berhasil menyergap pasukan pengawal di luar rumah dan memasuki pekarangan. Sersan Tumiran dengan berpakaian Cakrabirawa (pasukan Pengawal Istana) masuk melalui pintu depan yang kebetulan tak terkunci dan memerintahkan Mbok Milah, sang pembantu untuk membangunkan Jenderal Ahmad Yani.

Lantaran mbok Milah tak berani, maka Eddylah yang diperintahkan membangunkan sang ayah tersebut. Beberapa anggota penculik berhasil menerobos melalui pintu samping dan menimbulkan suara bising yang menyebabkan terbangunnya semua anak-anak Yani.

Baca Juga: Dana Awal Kampanye Gibran-Teguh Ternyata Lebih Besar Dibanding Bagyo-Suparjo Sebesar 25 juta

Baca Juga: Ternyata ini Nabila Atmaja, Pemeran Rania Dalam 'Cinta Tapi Benci' Sinetron Terbaru SCTV

Dengan dalih bahwa ada utusan yang menghadap, Jenderal Yani segera bangun dan keluar ke ruang tamu belakang untuk menemui utusan tersebut.

Tidak ada rasa curiga dalam benak Ahmad Yani sebab yang datang itu adalah anggota Cakrabirawa, pasukan pengawal Presiden sendiri.

Baca Juga: Dana Awal Kampanye Gibran-Teguh Ternyata Lebih Besar Dibanding Bagyo-Suparjo Sebesar 25 juta

Baca Juga: Ternyata ini Nabila Atmaja, Pemeran Rania Dalam 'Cinta Tapi Benci' Sinetron Terbaru SCTV

Sersan Raswad yang memakai tanda pangkat Kapten melaporkan bahwa, Jenderal Yani diperintahkan Presiden segera menghadap ke Istana. Maka berlangsunglah dialog dan peristiwa ini :

“Baik, tunggu dulu, saya mau mandi,” ucap Yani sambil berbalik untuk masuk kamar, “Tidak usah mandi,” Balas Tumiran, “Baik, saya akan cuci muka dan berpakaian,” sahut Yani lagi. Tak disangka Tumiran justru menegaskan agat Yani tidak perlu berpakaian.

Baca Juga: Dana Awal Kampanye Gibran-Teguh Ternyata Lebih Besar Dibanding Bagyo-Suparjo Sebesar 25 juta

Baca Juga: Ternyata ini Nabila Atmaja, Pemeran Rania Dalam 'Cinta Tapi Benci' Sinetron Terbaru SCTV

Sontak, Jenderal Yani naik pitam, membalikkan badannya sembari menampar prajurit yang berdiri persis di belakangnya seraya berkata, “Tahu apa kau prajurit,” Ahmad Yani lantas melangkah masuk ke ruangan tengah sambil menutup pintu kaca.

Prajurit yang ditampar itu adalah Praka Dokrin. Siapa sangka, Sersan Giyadi yang berdiri di samping Dokrin melepaskan serentetan tembakan Thomson ke arah Yani yang sedang membelakang.

Dengan cepat peluru-peluru itu menembus pintu kaca dan mengenai tubuh Jenderal Yani. Jenderal Ahmad Yani pun runtuh. Dalam keadaan berlumuran darah tubuhnya diseret ke pekarangan dan kemudian dilemparkan ke atas sebuah truk.

Baca Juga: Dana Awal Kampanye Gibran-Teguh Ternyata Lebih Besar Dibanding Bagyo-Suparjo Sebesar 25 juta

Baca Juga: Ternyata ini Nabila Atmaja, Pemeran Rania Dalam 'Cinta Tapi Benci' Sinetron Terbaru SCTV

Jenazah Tokoh Angkatan Darat dan ayah dari delapan orang anak itu dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua yang disebut Lubang Buaya bersama dengan korban lainnya.

Setelah gugur, Jenderal Ahmad Yani mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 Oktober 1965. Tak hanya itu, Ahmad Yani juga memiliki tiga belas buah tanda jasa Darat berkat pengabdiannya tersebut.

Sedangkan sumur tua tempat pembuangan para korban, berhasil ditemukan pada 3 Oktober 1965 setelah daerah Lubang Buaya dan sekitarnya dibersihkan dari PKI.

Baca Juga: Dana Awal Kampanye Gibran-Teguh Ternyata Lebih Besar Dibanding Bagyo-Suparjo Sebesar 25 juta

Baca Juga: Ternyata ini Nabila Atmaja, Pemeran Rania Dalam 'Cinta Tapi Benci' Sinetron Terbaru SCTV

Jenazah-jenazah korban pengkhianatan PKI itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kali Bata Pada Hari Ulang Tahun ke-20 ABRI, dengan upacara militer yang khidmat dan mengharukan.

Disclaimer: Artikel ini hanya sekadar informasi bagi pembaca. Lingkar Madiun tidak bertanggungjawab atas copyrights sumber berita. Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab sumber aslinya.

***

*** 

 

 

Editor: Ninna Yuniari

Sumber: Zona Banten

Tags

Terkini

Terpopuler