Media Asing Soroti Kenakalan Turis Asing di Bali, Abaikan Protokol Kesehatan dan Tertawakan Aparat

- 17 Januari 2021, 21:53 WIB
Ilustrasi Masker.
Ilustrasi Masker. //Pixabay/ nastya_gepp/

Lingkar Madiun – Media asing seperti Daily Mail mulai menyoroti perilaku orang asing yang tengah berada di Pulau Bali setelah tersebarnya foto turis asal Australia yang menertawakan aparat yang berusaha menegakkan protokol kesehatan COVID-19.

Apa yang dilakukan turis tersebut benar-benar menguji kesabaran para aparat yang bertugas untuk memastikan semua orang yang berada di tempat umum mengenakan masker dan mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga: Larangan Masuk Ke Indonesia bagi WNA Resmi Diperpanjang hingga 28 Januari 2021

Baca Juga: Pembatasan Pergerakan Khusus Jawa-Bali Resmi Dilakukan pada 11-25 Januari 2021

Terkait penerapan protokol kesehatan ini, beredar kabar bahwa Pemerintah Provinsi Bali memiliki rencana untuk menaikkan denda bagi orang asing yang tidak mengenakan masker.

Selain itu, restoran didesak untuk menolak melayani siapa pun yang tidak mengenakan masker.

Kepala Satpol PP Badung, I Gusti Agung Ketut Suryanegara, mengatakan kepada bahwa anggotanya merasa tidak dihargai oleh orang asing yang bersikap seolah-olah COVID-19 tidak nyata.

Padahal, saat ini jumlah kasus COVID-19 di Provinsi Bali meningkat pesat dengan 579 kasus meninggal dunia dan lebih dari 20.255 kasus terkonfirmasi positif.

Alhasil, Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan Denpasar, Badung, Jembrana, Tabanan, dan Gianyar sebagai zona merah.

Suryanegara juga mengatakan bahwa denda karena tidak memakai masker adalah Rp100 ribu. Namun, pihaknya tengah mengkaji untuk menaikkannya menjadi Rp500 ribu.

Bagi mereka yang mengaku tidak punya uang tunai untuk membayar denda, aparat akan memberikan hukuman fisik, yaitu melakukan push up.

Namun, kebanyakan orang asing menganggap hukuman ini sebagai lelucon.

“Bagaimana kami tidak kesal? Kadang kami merasa seperti dianiaya di negara kami,” ujar Suryanegara terkait perilaku sejumlah orang asing yang tetap tinggal di Bali selama pandemi.

“Mereka biasanya tertawa ketika kami menyuruh mereka melakukan push up. Mereka melakukannya, tetapi mereka tertawa. Tidak ada penyesalan yang terlihat di wajah mereka. Sepertinya hukuman semacam itu tidak berguna,” katanya.

Bahkan, banyak yang berteriak kepada aparat dan menanyakan hal-hal seperti, pengetahuan aparat tentang pandemi, kemungkinan tertular virus saat mengendarai motor, dan lain sebagainya.

“Mereka sering meneriaki kami. Sayangnya kami tidak bisa memarahi mereka. Itu adalah ujian kesabaran kami. Tampaknya sebagian besar orang asing di Bali tidak percaya bahwa COVID-19 itu nyata,” ujar Suryanegara.

Selain tidak memakai masker, banyak juga orang asing yang tidak memakai helm dan mengendarai motor dengan sembarangan.

Suryanegara pun menambahkan bahwa orang asing yang sebagian besar melakukan pelanggaran protokol kesehatan berasal dari Eropa timur dan Rusia.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah