Ia saat muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi diajaknya pula.
Baca Juga: 10 Tanda Ajal Kematian Sudah Dekat, Salah Satunya Perubahan Kulit
Memulai Mengajar pada tahun 1922
Ia kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya.
Ki Hadjar memiliki pengalaman mengajar kemudian saat itulah digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922.
Mendirikan Perguruan Taman Siswa
Suwardi lalu mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau yang akrab disebut Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Saat itulah ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia pun mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara.