BMKG menyebut, berdasarkan pemodelan prediksi cuaca, dalam periode 48-72 jam ke depan terutama pada Sabtu dan Minggu (25-26 Desember), potensi menjadi siklon tropis cukup tinggi.
Kepala Stasiun Meteorologi Kupang Sudiono Abadi mengatakan, sesuai dengan hasil analisis dinamika atmosfer dan laut, menunjukkan adanya pola sirtulasi siklonik (pusaran angin) yang terbentuk di Laut Timor-Arafura.
Pola sirtulasi siklonik (pusaran angin) ini dikhawatirkan akan berkembang menjadi suspect area bibit Badai Siklon Tropis yang lebih besar.
"Fenomena besok ini mempunyai kecenderungan bergerak melambat ke arah barat daya menuju selatan Indonesia atau di wilayah perairan utara Australia. Siklon tropis ini akan memberi dampak pada terjadinya badai yang lebih besar, terutama di wilayah NTT," ujar Sudiono.
Masyarakat NTT pun sudah diberi peringatan akan terjadinya badai siklon tropis ini pada 26 Desember 2021.
Begitu juga di wilayah selatan Indonesia, seperti Pulau Bali dan wilayah selatan Jawa yang diprediksi akan terkena imbas fenomena tanggal 26 Desember 2021 ini.
Masyarkat NTT pun was-was saat berita ini diturunkan. Sebab, masyarakat NTT masih trauma dengan gempa berkekuatan 7,5 M yang terjadi pada 14 Desember 2021.***