5 Cerita Unik di Balik Ragam Lomba 17 Agustus, Simak Ulasannya

- 21 Agustus 2022, 18:05 WIB
Wali Kota Bandung Yana Mulyana saat mengikuti lomba makan kerupuk. Begini 5 cerita unik tentang perlombaan 17 Agustus.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana saat mengikuti lomba makan kerupuk. Begini 5 cerita unik tentang perlombaan 17 Agustus. /Adpim Kota Bandung/

LingkarMadiun.com – Ragam lomba 17 Agustus memiliki cerita dibalik bertahannya hingga sekarang ini.

Setiap perlombaan yang diselenggarakan menyimpan cerita keunikannya masing-masing.

Dilansir LingkarMadiun.com dari instagram @gnfi meski kerap menghadirkan kesenangan dalam memeriahkan kemerdekaan, beragam lomba 17 Agustus bukan tidak lahir dengan cuma-cuma.

Ragam lomba tersebut masing-masing muncul sebagai ide di setiap perayaan Kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Tak Hanya Identik Tabungan untuk Anak, Ternyata Celengan Menyimpan Banyak Sejarah Sejak Era Majapahit

1. Lomba Makan Kerupuk

Kerupuk sudah populer sejak 1930-1940, namun bukan hanya sebatas menjadi makanan perlengkap, melainkan lauk dan makanan utama.

Pada masa kolonial, kerupuk banyak dikonsumsi oleh rakyat kecil atau ekonomi bawah untuk bertahan hidup.

Lomba makan kerupuk menjadi simbol perjuangan masyarakat Indonesia terdahulu, sekaligus menumbuhkan rasa menghargai.

Baca Juga: Jangan Biarkan Delusi Menguasai Anda, Waspada Gangguan Mental Menyerang

2. Lomba Balap Karung

Pada masa penjajahan Jepang 1942 hingga 1945, masyarakat terpaksa harus memakai karung goni sebagai pakaiannya.

Karung yang digunakan pun merupakan karung bekas membungkus beras dan gula, serta sangat tidak nyaman dipakai karena kerap dipenuhi kutu.

Balap karung indentik berjalan melonjak-lonjak yakni berarti simbol rasa kekesalan masyarakat akan masa tersebut.

Balap karung juga menjadi simbol kebebasan masyarakat Indonesia yang bebas dari penjajah.

Baca Juga: Jangan Biarkan Delusi Menguasai Anda, Waspada Gangguan Mental Menyerang

3. Panjat Pinang

Kegiatan lomba panjat pinang merupakan lomba utama pada 17 Agustus. Kegiatan ini justru sudah ada sejak penjajahan Belanda.

Dulunya sangat rutin dilakukan pada 31 Agustus sebagai peringatan lahirnya Ratu Belanda dengan nama de Klinmmast yang artinya memanjat pinang.

Hadiah pada lomba saat itu merupakan barang mewah seperti beras, tepung, roti, keju,gula, dan pakaian.

Baca Juga: 9 Tips Bisa untuk Diet Permanen, Nomor 9 Sering Dilupakan

Panjat pinang hanya bisa diikuti oleh masyarakat pribumi dan dijadikan sebagai ajang hiburan dan tertawaan masyarakat Belanda.

Namun kini lomba panjat pinang masih terus digunakan sebagai gambaran perjuangan masyarakat Indonesia dalam merebut kekuasaan dari tangan penjajah di masa Kemerdekaan.

4. Tarik Tambang

Pada masa penjajahan Belanda, rakyat Indonesia dipaksa menjadi kuli untuk memindahkan batu, pasir dan berbagai benda berat lainnya menggunakan tarik tambang.

Baca Juga: 9 Tokoh Penting di Balik Kemerdekaan Republik Indonesia, Salah Satunya dari Jepang

Para pekerja lalu menjadikan tarik tambang sebagai ajang adu kuat antar rakyat yang dijajah.

5. Bakiak

Pada masa penjajahan, sandal bakiak juga sangat populer saat ekonomi sedang sulit.

Bakiak sendiri merupakan permainan tradisional anak-anak Sumatera Barat yang dimainkan hingga tahun 1970an.

Makna perlombaan ini adalah penggambaran kekompakan setiap tim dalam mempertahankan posisi sampai meraih kemenangan.****

Editor: Ninda Fatriani Santyra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah