Bahaya, Resesi dan Gelombang Kedua Covid-19 Hantui Indonesia, Jokowi: Persoalan Nyata di Depan Mata

- 10 Agustus 2020, 09:32 WIB
Presiden Jokowi. /Instagram.com/Jokowi
Presiden Jokowi. /Instagram.com/Jokowi /

Dalam kesempatan itu, Jokowi yang mengenakan setelan jas lengkap menyoroti ancaman resesi dan gelombang kedua Covid-19yang kian nyata. Jokowi mengatakan tak ada satupun negara yang siap menghadapi krisisakibat pandemi virus corona.

Krisis yang bermula dari krisis kesehatan ini telah menjalar ke krisis perekonomian. Pertumbuhan ekonomi sejumlah negara maju terkontraksi cukup dalam. Sebut saja Prancis, Inggris, Singapura, dan Korea Selatan yang mengalami pertumbuhan negatif.

"Ini situasi yang sedang kita hadapi saat ini, persoalan nyata di depan mata yang tidak mudah," kata Jokowi.

Di tengah situasi tersebut, ia mengajak rakyat untuk terus optimis. Ia yakin sebagai bangsa pejuang Indonesia pasti bisa mengatasi persoalan pandemi ini. Menurutnya, krisis saat ini adalah momentum melakukan transformasi.

"Meninggalkan cara-cara lama, membangkitkan kekuatan sendiri, serta melakukan lompatan-lompatan kemajuan," ujarnya.

Soal ekonomi, dia optimis tumbuh dan bangkit pada kuartal III seiring pelonggaran pembatasan sosial. Dia mengakui ekonomi kuartal II yang tumbuh minus 5,3 persen memang mengecewakan tapi tidak boleh menyerah.

"Kita harus berupaya agar di kuartal III kita bangkit, kita bisa rebound sehingga tidak jatuh ke jurang resesi," tutur Jokowi.

Salah satu cara yang akan dilakukan pemerintah adalah menggenjot konsumsi domestik. Menurut Jokowi, konsumsi adalah kunci Indonesia keluar dari jurang resesi. Jumlah penduduk 260 juta adalah kekuatan besar.

"Jumlah usia produktif kekuatan produktif negara kita," katanya.

Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk membeli produk pertanian, perikanan, dan serta produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri daripada produk impor agar dapat meningkatkan pendapatan para petani, nelayan, dan para pelaku usaha kecil.

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Pikiran Rakyat Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x