Potensi Tsunami Selatan Jawa hingga 20 Meter, BMKG Ungkap Penyebabnya

- 26 September 2020, 13:21 WIB
Pergerakan lempeng tektonik cukup aktif di wilayah Indo-Australia dengan Eurasia yang mengarah pada potensi gempa yang dapat menimbulkan tsunami di selatan Pulau Jawa.
Pergerakan lempeng tektonik cukup aktif di wilayah Indo-Australia dengan Eurasia yang mengarah pada potensi gempa yang dapat menimbulkan tsunami di selatan Pulau Jawa. /Pixabay

LINGKAR MADIUN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan ada pergerakan lempeng tektonik cukup aktif di wilayah Indo-Australia dengan Eurasia yang mengarah pada potensi gempa yang dapat menimbulkan tsunami di selatan Pulau Jawa.

“Ada (pergerakan) lempeng tektonik di Indo-Australia dengan Eurasia atau Lempeng Sunda di sebelah utaranya, sehingga lokasinya ada di selatan Jawa. Di laut lepas,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Pencairan Rp600.000 BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 4 Tertunda? Mungkin 5 Hal Ini Penyebabnya

Baca Juga: WASPADA, Pantai Selatan Jawa Potensi Tsunami 25 Meter , Infrastruktur Penanggulangan Belum Memadai

Ia mengatakan potensi gempa yang dapat menimbulkan tsunami tersebut berada di sekitar 200 kilometer dari garis pantai selatan Jawa ke arah laut bagian selatan.

Lempeng-lempeng tektonik tersebut, katanya, terus mengalami pergerakan sekitar 6 cm sampai 7 sentimeter (cm) dalam kurun waktu satu tahun.

“Kalau untuk kurun waktu 1 tahun, pergerakan seperti itu enggak terasa. Tapi kalau untuk lempengan yang sangat besar, itu cukup aktif, dengan pergerakan seperti itu. Dan itu bergerak terus walaupun hanya dalam hitungan senti, tetapi terus menerus,” katanya.

Baca Juga: Segera Cek, Pastikan BLT Non PKH Rp 500 Ribu Sudah Cair

Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono dikutip dari akun Instagramnya menyampaikan hasil adanya potensi gempa agar semua memperhatikan upaya mitigasi bencana gempa bumi.

 "Adanya potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini, diharapkan dapat mendorong kita semua untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami,"  tulisnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sabtu 26 September 2020, Virgo: Bersiaplah Keberuntungan akan Memandumu ke Tujuan!

Daryono menjelaskan meskipun kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk, akan tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan dimana gempa akan terjadi.

"Maka dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," tambahnya.

Selain itu, lanjutnya, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat. Tetapi harus segera direspon dengan upaya mitigasi yang nyata.

Baca Juga: LIPI Prediksi Gempa dan Tsunami, Pantai Lebak hingga Pacitan Rawan Tsunami

"Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami," tandasnya. 

Sebelumnya, Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan hasil risetnya. Tsunami diperkirakan terjadi disepanjang pantai selatan Jawa Barat hingga Jawa Timur. Riset ini juga memakai data dari BMKG dan GPS.

Peneliti ITB Sri Widiyantoro menjelaskan tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur, tinggi maksimum rata-rata 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Jawa jika terjadi bersamaan.

Baca Juga: SCTV akan Tayangkan Film G30S PKI Minggu 27 September, Direktur Progam Ungkap Alasannya

Berdasarkan permodelan skenario kebencanaan yang dibikin para ilmuwan ITB, tsunami besar itu terjadi bila segmen-segmen megathrust di sepanjang Jawa pecah secara bersamaan. ***

 

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Permenpan RB RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah