Beginilah Akhir Kisah DN Aidit Dalam Operasi Penumpasan G30S/PKI

- 30 September 2020, 18:58 WIB
Ilustrasi Film G30 S PKI
Ilustrasi Film G30 S PKI /Pikiran-rakyat.com

- Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan 

- Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo 

- Lettu Pierre Andreas Tendean.

Baca Juga: Bikin Geger! Ini Dia, Deretan Fakta Aksi Vandalisme Di Mushala

Baca Juga: Kabar Gembira, Disney Akan Garap Sekuel 'The Lion King'

Setelah insiden tersebut, pemerintah mengupayakan penumpasan G30S PKI pada 1 Oktober 1965.

Mayjen Soeharto kala itu mengambil alih komando angkatan darat, akibat belum adanya kepastian kabar mengenai Letjen Ahmad Yani. Sementara Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, yang menjadi Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) berupaya untuk menghimpun pasukan seperti Divisi Siliwangi dan Kavaleri. 

Operasi penumpasan G30S PKI diarah ke sejumlah tempat yang telah dikuasai para simpatisan PKI.  Salah satunhya adalah wilayah Bandar Udara Halim Perdana Kusuma.

Dilansir G30s-PKI.com, setelah daerah sekitar Istana Merdeka dan Medan Merdeka bersih dari pasukan G30S / PKI, maka operasi penumpasan terhadap kaum pemberontak yang digunakan sebagai basis oleh pemberontak Halim Perdanakusama dan sekitarnya yang digunakan sebagai basis pemberontak. 

Situasi militer di Ibukota segera berubah karena inisiatif direbutnya dari Gerakan 30 September PKI oleh Kostrad. Pangkostrad Mayjen Soeharto melalui Ajudan Presiden, Kolonel KKO Bambang Widjanarko, mengirimkan pesan kepada Presiden Soekarno agar meninggalkan kompleks Halim, selambat-lambatnya pada pukul 24.00, karena Kostrad telah melihat pangkalan itu merupakan basis kekuatan fisik pemberontak.

Halaman:

Editor: Yoga Pratama Widiyanto

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah