Api Abadi Mrapen Tiba-tiba Padam, Peneliti Ungkap Penyebabnya

- 4 Oktober 2020, 11:04 WIB
Api Mrapen atau api abadi di Grobogan Jawa Tengah sudah sepekan padam, pihak terkait lakukan penyelidikan.
Api Mrapen atau api abadi di Grobogan Jawa Tengah sudah sepekan padam, pihak terkait lakukan penyelidikan. /@humasGrobogan

LINGKAR MADIUN – Api alam yang menyala sepanjang waktu di Desa Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Jawa Tengah itu tiba-tiba padam pada Jumat 25 September 2020.

Situs yang biasa disebut Api Abadi Mrapen itu dalam sejarah baru pertama kali, api itu padam total. Sebelumnya api itu sempat redup pada 1996 karena debit gas yang berkurang.

Api abadi  itu menyala kembali setelah dilakukan pengeboran semburan gas. Namun menurut Kasi Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto, upaya menyalakan Api Abadi Mrapen itu beresiko.

Baca Juga: Gelontor Rp239 Triliun untuk Covid-19, Jokowi: Belum Cukup, Masyarakat Silahkan Usul!

Baca Juga: Asyik! Kuota Gratis Telkomsel, Indosat, dan Lainnya, Bisa Youtube dan Instagram, Begini Biar Dapat

Pada saat itu, kata dia, apinya memang tidak padam, namun debit gasnya mulai berkurang sehingga apinya mengecil. Karena gas alam ketika ada retakan yang lebih besar biasanya akan bergeser.

Namun, ia optimis untuk mencari sumber gas methane di lokasi sekitar bukan hal yang sulit. Karena gas methane di lokasi itu melimpah, tinggal cari pasokan gasnya dari mana.

Di sekitar situs, lanjutnya, dimungkinkan masih banyak pasokan gas methane karena berdasarkan peta gas dari rekanan PT Pertamina yang pernah mengerjakan blok barat Purwodado sampai Mranggen memang potensi gasnya cukup besar, namun ada retakan.

“Retakan itulah yang menjadi kewaspadaan masyarakat agar dalam melakukan pengeboran untuk kepentingan air bersih jangan sampai lebih dari 30 meter,” ujarnya.

Kalaupun terjadi kelangkaan air, maka menjadi tugas pemerintah setempat bersama PDAM untuk mengairi.

Ia mengingatkan ketika pengeboran terlalu dalam, akan keluar gas karena kejadian selama ini memang demikian. Sehingga ada yang dimanfaatkan oleh masyarakat, ada yang dibuang dan ditutup.

Padamnya Situs Api Abadi tersebut, diduga tidak terlepas dari adanya pengeboran sumur yang lokasinya tidak jauh dari situs pada 12 September 2020 yang memunculkan semburan gas.

Kemudian, pada tanggal 20 September 2020 debit gas pada Situs Api Abadi menurun dan apinya mengecil dan baru padam pada tanggal 25 September 2020.

Berdasarkan keterangan warga sekitar pengeboran sumur tersebut, kedalamannya ada yang menyebutkan di atas 30-an meter dan 70-an meter.

"Kemungkinan memang kedalamannya lebih dari 30 meter karena semburan gasnya cukup besar dan kadungan gas methanenya juga cukup tinggi karena dari hasil pengecekan dengan alat memang lebih dari 100 ppm," ujarnya.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, di lokasi sekitar dipasang garis polisi karena tersulut api sedikit bisa meledak.

Informasinya, kata dia, warga setempat ketika di pagi hari ada yang mual-mual karena mencium bau gas tersebut.

Situs Api Abadi Mrapen selain menjadi tempat upacara pengambilan api suci umat Buddha, juga pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, Hari Olahraga Nasional (Haornas) hingga Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO).*** (Ahmad Nazaruddin/Antara)

 

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah