Hari Sumpah Pemuda, Mengenang Pahlawan yang Gugur di Usia Belia

- 27 Oktober 2020, 21:35 WIB
Ilustrasi ziarah ke makam pahlawan
Ilustrasi ziarah ke makam pahlawan /Kominfo

 

 

LINGKAR MADIUN - Masa pra kemerdekaan Indonesia, turut didominasi oleh beberapa nama pemuda yang ikut berjuang hingga rela bertaruh nyawa.  

Tak sedikit dari mereka pula gugur di usia yang muda dan bahkan relatif masih belia. Bagaimanapun semangat perjuangan mereka patut kita jadikan teladan.

Dalam menyambut Sumpah Pemuda, Tim Lingkar Madiun telah merangkum nama-nama pahlawan yang gugur dalam usia belia.Semoga mereka senantiasa diberikan tempat terbaik di sisi-Nya.

Baca Juga: Gelorakan Semangat Pemuda Bersatu dan Bangkit, Inilah Makna Logo Hari Sumpah Pemuda 2020

1.Ade Irma Suryani ( 5 Tahun )

Ade Irma Suryani, merupakan anak bungsu dari Jenderal besar yang selamat dari peristiwa G30S/PKI, AH Nasution.

Ade sendiri meninggal saat melindungi ayahnya dari tembakan peluru Tjakrabhirawa yang menyerang AH Nasution di rumahnya.Sebelum menghembuskan nafas terakhir, pahlawan kecil ini sempat menanyakan kenapa ayahnya hendak dibunuh.

Pahlawan kecil ini lahir pada 16 Febuari 1960 dan wafat pada 6 Oktober 1965 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Ade sempat dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) untuk menjalani operasi pengeluaran pelurunya dan bertahan selama 6 hari.  

Baca Juga: Sambut Libur Panjang Oktober 2020, Gunakan Masker dengan Benar Agar Liburan Tetap Aman

Ia koma dan sempat terbangun sebentar untuk menenangkan kakak perempuannya, Hendrianti dengan berkata “kakak jangan menangis, adek sehat” dan disusul pertanyaan yang ditujukan kepada ibundanya “kenapa ayah ingin dibunuh, mama?”.

Belum sempat ibunda menjawab, gadis kecil ini sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Haru masih dirasakan ketika membaca ulang sejarah ini. bagaiaman tidak, gadis belia usia 5 tahun memikirkan ayahnya dan menjadi tameng untuk menyelamatkan ayahnya. Ada 3 peluru yang bersarang di tubuh gadis kecil pemberani ini.

Saat ini, namanya diabadikan sebagai nama jalan, sekolah taman kanak-kanak, hingga panti asuhan, di beberapa daerah di Indonesia.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

2. Martha Cristina ( 17 Tahun )

Martha Cristina adalah pahlawan belia dari Maluku. Ia lahir pada 4 Januari 1800 dan wafat pada 2 Januari 1818.

Ia mengangkat senjata untuk melawan Belanda pada Usia 17 tahun. Ia merupakan anak dari Kapiten Paulus Tiahahu dari negeri Abubu dan juga membantu Thomas Matulessy dalam perang Pattimura, 1817 melawan Belanda.

Dalam perjuangannya, ia dikenal sebagai gadis pemberani yang unik, karena ia selalu langsung terjun dalam medan pertempuran melawan kolonial Belanda.

Baca Juga: Merayakan Hari Sumpah Pemuda Bersama Museum Sumpah Pemuda, Dimeriahkan HiVi! dan Lainnya

 

3. Daan Mogot ( 17 Tahun )

Pahlawan mudah dari Manado ini lahir pada 28 Desember 1928 dan wafat di Lengkong, Tangeran Selatan, pada 25 Januari 1946.

 Ia adalah mantan anggota dan pelatih pada PETA di Balidan Jakarta pada tahun 1942-1945. Ia sempat menjadi komandan TKR di Jakarta dengan pangkat mayor, setelah usainya Perang Dunia ke-2.

Ia gugur di Lengkong, Tangerang selatan bersama 36 lainnya dalam pertempuran melawan Jepang ketika hendak melucuti senjata.

Baca Juga: Bikin Kaget! Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Diperdengarkan Saat Sumpah Pemuda

4. Harun Thohir ( 21 Tahun )

Harun Thohir adalah salah satu dari dua anggota KKO Korps Komando yang mana saat ini disebut Korps Marinir Indonesia.

Ia ditangkap di Singapura saat  terjadi Kontrofersi dengan Malaysia pada. Ia dihukum gantung bersama Usman (anggota KKO) dada Oktober 1968.

 Karena tuduhan meletakkan bom di wilayah Singapura pada 10 Maret 1965. Sebelum eksekusi hukuman mati, Harun sempat mengirimkan surat untuk ibunya yang mengabarkan bahwa dirinya akan dihukum gantung hingga mati.

“..........hukuman jang akan diterima oleh Ananda adalah hukuman digantung sampai mati, di sini Dalam dunia ini akan tetap kembali ke Illahi… Mohon Ibunda ampunilah segala dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan Ananda selama ini… Ananda tutup surat ini dengan utjapan terima kasih dan selamat tinggal selama-lamanja, amin… Djangan dibalas lagi ” tulisnya.***

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x