Wilfried Zaha Menjadi Sasaran Pelecehan Rasisme Secara Online Usai Bungkam Manchester City 2-0 di Liga Premier

1 November 2021, 12:10 WIB
Pemain Crystal Palace, Wilfried Zaha. /instagram.com/@cpfc/

LINGKAR MADIUN- Pemain depan Crystal Palace Wilfried Zaha telah menjadi sasaran pelecehan rasis secara online dan pemain berusia 28 tahun itu membagikan tangkapan layar dari beberapa komentar setelah kemenangan 2-0 Liga Premier Sabtu atas Manchester City.

Zaha, yang mencetak gol pembuka pertandingan di Stadion Etihad, dijatuhkan oleh Aymeric Laporte yang mengakibatkan bek City menerima kartu merah langsung di masa tambahan waktu babak pertama.

Pemain internasional Pantai Gading, yang sebelumnya menjadi sasaran online, memposting gambar pesan rasis yang diterimanya di Instagram setelah pertandingan dan meminta perusahaan media sosial untuk menangani masalah ini dengan serius.

Baca Juga: 5 Weton Wanita Ini Dianggap Membawa Keberuntungan dan Harta Melimpah yang Tak Terduga Untuk Keluarganya

Baca Juga: Jika Anda Mengalami Kurang Tidur Akan Berakibat Fatal, Berisiko Perubahan Suasana Hati Hingga Disfungsi Otak

"Pesan ini bukan untuk saya mendapatkan sejuta pesan yang mengatakan 'kami mendukung Anda' dan 'menjijikkan' atau tentang saya mendapatkan simpati," tulis Zaha di Instagram.

"Saya di sini bukan untuk semua omong kosong yang dilakukan alih-alih memperbaiki masalah yang sebenarnya."

"Saya tidak keberatan pelecehan karena saat ini datang dengan melakukan pekerjaan yang saya lakukan meskipun itu bukan alasan tetapi warna saya akan selalu menjadi masalah sebenarnya tapi tidak apa-apa karena saya akan selalu HITAM DAN BANGGA."

"Bicaralah padaku ketika kamu benar-benar menganggap serius masalah ini."

Baca Juga: Ikatan Cinta 1 November 2021: Irvan Berhasil Buat Mama Rossa Depresi Lagi, Aldebaran Sedih Dalam Pelukan Andin

Baca Juga: Persaingan Makin Sengit di 2021, Siapa yang Jadi E-Commerce No. 1 Indonesia?

Beberapa pemain telah menjadi sasaran pelecehan rasial secara online dalam beberapa bulan terakhir, terutama di Liga Premier, dan sepak bola Inggris telah mendesak perusahaan media sosial untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi masalah tersebut.

Instagram sebelumnya telah mengumumkan langkah-langkah baru dan Twitter berjanji untuk melanjutkan upayanya setelah mengambil tindakan atas kasus pelecehan terkait sepak bola di Inggris.

Awal tahun ini, Zaha mengatakan dia akan berhenti "berlutut" sebelum pertandingan sebagai bagian dari kampanye anti-rasisme sepak bola Inggris karena dia yakin arti dari gerakan "merendahkan" itu telah hilang.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler