Miliarder Roman Abramovich Alami Buta Sementara Usai Keracunan Saat Negosisasi Krisis Ukraina

1 April 2022, 19:05 WIB
Mantan Pemilik Chelsea Roman Abramovich/Screenshoot/Youtube VDVC Health /

LINGKAR MADIUN- Miliarder Rusia itu kehilangan penglihatannya setelah tabung gas air mata meledak saat dia meninggalkan negosiasi di Ukraina.

Menurut The Sun, mantan bos Chelsea Roman Abramovich dibawa ke rumah sakit umum di ibu kota Turki Ankara untuk perawatan setelah insiden baru-baru ini di Ukraina.

Sumber awal mengklaim bahwa miliarder Rusia diracun saat menghadiri pembicaraan damai di Ukraina, tetapi penyebab sebenarnya baru terungkap baru-baru ini.

Baca Juga: Thariq Halilintar Beli Rumah Mewah, Disiapkan Sebelum Menikahi Fuji? Begini Pengakuannya Akan Bawa Gala

Dilaporkan bahwa Abramovich dan dua orang Ukraina diracuni oleh bahan kimia selama Perang Dunia I melalui coklat beracun, tetapi Rusia membantah tuduhan itu.

Sumber dari Turki, tempat Abramovich dirawat, mengatakan dia terluka oleh tabung gas air mata dan bukan racun.

Surat kabar El Confidencial Spanyol melaporkan Abramovich tidak diracun, media Turki mengatakan dia dipukul dengan gas air mata. 

Baca Juga: BREAKING NEWS! Gempa Bumi Magnitudo 5,1 Guncang Bayah Banten, Getaran Terasa hingga Bandung, Jakarta, Bekasi

Surat kabar online Haberturk dan stasiun televisi CCNTurk hari ini menekankan bahwa gejala terbakar Abramovich pada kulit dan matanya dikaitkan dengan tabung gas yang meledak di sebelahnya saat dia meninggalkan pertemuan.

Mantan pemilik Chelsea itu langsung diterbangkan ke Ankara dengan pesawat. Kehadirannya tidak diumumkan dan daftar perjalanannya dirahasiakan. 

Haberturk mengatakan tidak pasti apakah ledakan tabung gas itu tidak disengaja atau disebabkan dengan maksud mengganggu pembicaraan damai.

Baca Juga: Hanya 1 Bahan Alami Ini Saja Sebagai Penawar Racun, Melindungi Tubuh dari Segala Penyakit yang Menyerang

Abramovich dibutakan sementara ketika kulit di tangan dan wajahnya terkelupas, menyusul partisipasinya dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina. 

Menurut Wall Street Journal, gejalanya termasuk mata merah, air mata terus-menerus dan menyakitkan, dan kulit mengelupas di wajah dan tangan.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Tags

Terkini

Terpopuler