LINGKAR MADIUN – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, mengusulkan adanya satu kebijakan.
Berpihak bukan hanya memberikan akses secara fungsi, juga berpihak dari segi penyediaan lapangan kerja bagi para penyandang disabilitas khususnya disektor parekraf.
Menparekraf Sandiaga Uno saat berdiskusi secara virtual dengan aktivis penyandang disabilitas.
Baca Juga: Ditemukan Granat Tangan Inggris saat Perang Dunia I di Yerussalem, Simak Selengkapnya
Rabu, 3 Februari 2021 menjelaskan bahwa ia merasa mempunyai kedekatan khusus dengan isu-isu terkait penyandang disabilitas.
Adanya isu yang terkait, akan mendorong serta memberi kesempatan kepada para penyandang disabilitas untuk tetap berinovasi, beradaptasi dan berkolaborasi.
Lima destinasi unggulan dapat dijadikan piloting untuk poin 1 dan 2.
Baca Juga: Ditemukan Granat Tangan Inggris saat Perang Dunia I di Yerussalem, Simak Selengkapnya
1. Melibatkan penyandang disabilitas sejak perencanaan, pelaksanan hingga monitoring-evaluasi aksesibilitas tempat wisata, hotel, transportasi.
2. Mengkampanyekan keikutsertaan penyandang disabilitas dalam kepariwisataan.
“Saya ingin di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kita juga punya kebijakan-kebijakan yang berpihak,”tutur Sandiaga Uno.
Pada kesempatan yang sama aktivis penyandang disabilitas, Yuktiasih Probodini memberikan rekomendasi dan masukan kepada Kemenparekraf.
Baca Juga: Ditemukan Granat Tangan Inggris saat Perang Dunia I di Yerussalem, Simak Selengkapnya
Agar melalui program-programnya dapat berkolaborasi melibatkan para penyandang disabilitas.
Yuktiasih menjelaskan menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) pada 2008, menunjukkan terdapat 14,2 persen atau 30,38 juta jiwa penyandang disabilitas.
Untuk itu perlunya dorongan seperti pelatihan inkubator bagi pelaku bisnis atau UMKM yang dijalankan para penyandang disabilitas.
Baca Juga: Ditemukan Granat Tangan Inggris saat Perang Dunia I di Yerussalem, Simak Selengkapnya
Agar usaha bisa naik kelas dan bersaing dengan yang lain, sehingga bisa mandiri dan percaya diri.
Untuk itu kolaborasi dengan Kemeparekraf dianggap penting untuk membantu pengembangan pelaku ekonomi kreatif para penyandang disabilitas.***