LINGKAR MADIUN - Wabah Covid-19 jadi penghalang bagi tumbuh, kembang, dan kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pandemi yang belum juga berhenti menyergap warga dunia, termasuk di tanah air.
Selama setahun, banyak usaha yang gulung tikar terutama sektor pariwisata.
Karena tak mampu menahan beban biaya di tengah sepinya wisatawan. Bahkan berdasarkan data terakhir Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita).
Menunjukkan, sebanyak 90 persen dari total 7.000 perusahaan biro perjalanan wisata tutup sementara.
Sejak April 2020, akibat terdampak pandemi Covid-19. Jumlah itu belum ditambah dengan banyaknya hotel dan penginapan yang tutup.
Tak hanya itu, bisnis lain seperti restoran, kafe, dan tempat hiburan pun terdampak.
Padahal sebelumnya, peran bidang usaha itu terhadap perekonomian nasional cukup diandalkan.
Baca Juga: Bolehkah Langsung Meneguk Air Es Usai Berolahraga? Begini Penjelasannya Menurut Ahli Medis
Kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2019 mencapai 4,7 persen, dan diperkirakan turun menjadi 4,1 persen pada tahun lalu.
Penurunan itu terjadi akibat berkurangnya aktivitas perjalanan dari dalam dan luar negeri.
Baca Juga: Bolehkah Langsung Meneguk Air Es Usai Berolahraga? Begini Penjelasannya Menurut Ahli Medis
Dari sisi jumlah wisatawan mancanegara, pada 2019 jumlah turis asing yang masuk ke tanah air mencapai 16 juta orang dan turun menjadi 4,08 juta orang pada tahun lalu.
Akibatnya, devisa sektor pariwisata pun anjlok signifikan. Pada 2019, devisa yang dicatatkan hanya mencapai USD16,9 miliar, dan turun drastis pada 2020 menjadi USD3,54 miliar.
Baca Juga: Bolehkah Langsung Meneguk Air Es Usai Berolahraga? Begini Penjelasannya Menurut Ahli Medis
Begitu juga dengan jumlah tenaga kerja yang secara bersamaan menyusut dari 14,96 juta orang pada 2019 menjadi 13,97 juta orang pada 2020.***