Pembelajaran Tatap Muka Januari 2021, Gubernur Jatim: Sekolah Harus Siapkan Masterplan

- 24 November 2020, 17:13 WIB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, sesaat setelah menerima penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP dari BPK RI pada bulan Juni 2020.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, sesaat setelah menerima penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP dari BPK RI pada bulan Juni 2020. /twitter.com/JatimPemprov

Lingkar Madiun – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengimbau kepada semua sekolah untuk membuat persiapan terkait pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara matang. Rencananya, PTM ini akan digelar mulai bulan Januari tahun 2021. Khofifah menyampaikan hal ini pada hari Senin, 23 November 2020.

Menurut Khofifah, persiapan yang dilakukan sekolah sebelum pelaksanaan Pembela Tatap Muka merupakan hal yang sangat penting, mengingat pandemi COVID-19 belum berakhir di Indonesia.

Meski jumlah kasus penularan COVID-19 di Jawa Timur sudah tidak terlalu mengkhawatirkan, hal ini tidak bisa dijadikan patokan bahwa PTM akan aman dilakukan tanpa persiapan.

Baca Juga: Sekolah Buka Januari 2021, Ketua DPD: Pemda Harus Terlibat

Baca Juga: Sekolah Mulai Hari Ini, Guru di Surabaya Harus Adaptasi Kebiasaan Baru

Sejumlah daerah di Jawa Timur saat ini berstatus zona kuning dan zona oranye penyebaran COVID-19. Ini artinya risiko penularan COVID-19 di daerah tersebut berada pada tingkat rendah dan sedang.

Namun, masih ada satu daerah dengan zona merah yang artinya risiko penularan virus corona di wilayah tersebut masih tinggi.

Lebih lanjut, Khofifah mengingatkan agar seluruh sekolah menerapkan protokol kesehatan yang menjadi standar PTM secara maksimal.

Baca Juga: Sekolah Buka Januari 2021, Satgas COVID-19 Himbau Pemda Fasilitasi Screening Kesehatan di Sekolah

"Pastikan sekolah-sekolah dilakukan penyemprotan disinfektan, kursi-kursinya diatur dengan posisi physical distancing, kemudian titik-titik yang memungkinkan mereka bisa melakukan akselerasi dilakukan akselerasi. Misalnya, ada aula yang bisa digunakan untuk belajar mengajar,"ujar Khofifah, seperti dikutip Lingkar Madiun dari Antara Jatim pada hari Selasa, 24 November 2020.

Tak hanya itu, Khofifah berharap agar sekolah menyiapkan sistem pembelajaran yang bisa meminimalisisr terjadinya penyebaran COVID-19 di sekolah.

Sistem pembelajaran yang disarankan Khofifah, meliputi jam belajar yang lebih pendek dan tanpa jam istirahat hingga menutup kantin sekolah untuk sementara.

Baca Juga: Asesmen Nasional 2021, Mendikbud: Guru Harus Bisa Diagnosa Kompetensi Siswa

"Jadi, kalau awal 2021 kelas ini kapasitas physical distancing minimal satu meter itu berapa siswa. Lalu berapa jam pelajaran sementara mereka masuk tanpa istirahat, dan sementara mereka bawa makanan dari rumah," kata Khofifah.

Khofifah pun menjelasakan agar semua persiapan telah melalui perhitungan yang matang agar pelaksanaan PTM yang sudah dijadwalkan awal tahun depan bisa berjalan secara maksimal.

"Ini harus dihitung kembali sehingga Januari mendatang itu kita punya masterplan pembelajaran secara lebih komprehensif," ucap Khofifah.

Baca Juga: Ketua MPR RI Dorong Pemerintah Kaji Asesmen Nasional Secara Matang

Namun, Khofifah meminta sekolah untuk melakukan PTM dengan format hybrid meeting jika jam pelajaran tidak bisa dipersingkat.

Dengan hybrid meeting, sekolah bisa mengatur jadwal agar sebagian siswa melaksanakan PTM, sementara siswa lain melakukan pembelajaran secara online.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: ANTARA JATIM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x