Peduli Kesehatan Mental Anak Akibat COVID-19, Pemerintah DIY Terjunkan Psikolog

9 Agustus 2021, 18:55 WIB
Peduli Kesehatan Mental Anak Akibat COVID-19, Pemerintah DIY Terjunkan Psikolog /Instagram.com/@citra_hernadi

LINGKAR MADIUN – COVID-19 telah banyak merenggut korban jiwa di Indonesia. Banyak dari korban jiwa tersebut yang masih meninggalkan anak-anak mereka yang masih kecil dan butuh pengasuhan orang tua.

Dikutip Lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari ANTARA, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menerjunkan psikolog untuk memberikan dukungan dan pendampingan anak yang kehilangan orang tua mereka karena COVID-19.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindingan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY Erlina Hidayati menyampaikan bahwa pendampingan psikologis anak sangat dibutuhkan dalam kondisi ini.

Baca Juga: Catat! Berikut Daftar Mall di Jakarta yang Berlakukan Wajib Vaksin COVID-19

“Anak-anak dan remaja yang telah kehilangan orang tua dalam waktu berdekatan dapat membuat mereka tertekan, sehingga butuh pendampingan psikologis,” ujar Erlina saat dihubungi Jumat kemarin.

Erlina menemukan beberapa kasus, dimana seorang anak ditinggalkan oleh semua anggota keluarganya karena COVID-19 dan kini hidup sebatang kara.

Di Yogyakarta, menurut Erlina, jumlah anak yang ditinggalkan orang tua karena meninggal melawan COVID-19 sebanyak 150 anak mulai dari bayi hingga 18 tahun.

Baca Juga: Wanita Asal Bojonegoro Ini Meracik Sari Kedelai dengan 2 Bahan Alami Ini Menjadi Minuman Kesehatan

“Dari 150 tersebut, yang sudah dipastikan nama dan alamat mereka hanya sebesar 110 anak,“ ujar Erlina.

Erlina mengungkapkan bahwa selain melibatkan para psikolog DP3AP2 DIY, pendampingan anak akan dilakukan juga oleh Unit Pelayanan terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten/Kota Yogyakarta, serta para psikolog di seluruh puskesmas di DIY.

Menurut Erlina, selain memberikan pendampingan langsung, para psikolog juga akan menjangkau anak melalui telekonseling.

Baca Juga: PMI Berdatangan Terus di Asrama Haji Sukolilo, Kapasitas Semakin Sesak

Adanya pendampingan anak ditujukan agar Pemda DIY dapat memberikan perhatian khusus terhadap pemenuhan hak anak, baik pendidikan, pengasuhan, hingga keamanan.

“Jangan sampai anak-anak yang sudah yatim piatu ini kemudian menjadi korban keekerasan atau korban perdagangan anak,“ ujar Erlina meyakinkan.

Erlina menegaskan bahwa DP3AP2 DIY telah mendirikan posko psikologi yang siap menerima aduan atau laporan dari masyarakat mengenai keberadaan anak yatim piatu karena COVID-19.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkapkan Skill yang Sangat Penting Dimasa Modern Seperti Ini

Erlina mengimbau kepada warga sekitar, jika ada anak yang ditinggal orang tuanya karena COVID-19 dapat melaporkan hal tersebut ke Satgas desa, sehingga bisa terdata dan terinformasikan ke kecamatan dan kabupaten.

Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patmintarsih menyebut siap menjamin keberlanjutan pendidikan anak yatim melalui Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak (RSPA) DIY.

Dinsos DIY akan memastikan terlebih dahulu ada atau tidaknya pengampu asuhan dari saudara terdekat sang anak dan ada tidaknya kepemilikan aset warisan orang tua.

Baca Juga: Percepat Vaksinasi Jatim, Gubernur Khofifah Tinjau di Universitas Jember

Jika si anak tidak memiliki pengampu dan tidak memiliki aset apapun, Dinsos akan menyiapkan balai asuhan.

“Jika dia (anak) memang sudah sebatang kara, tidak punya apa-apa, dia tidak ada yang mengampu, kami punya balai,“ ujar Endang.***

Editor: Yoga Adi Surya

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler